Jip Wisata di Lereng Gunung Merapi pun Siap Membantu Evakuasi

Jumat, 13 November 2020 – 13:28 WIB
Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Jogjakarta dibekali dengan kemampuan mitigasi bencana. (DWI AGUS/RADAR JOGJA)

jpnn.com, JOGJA - Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Jogjakarta siap membantu evakuasi warga yang berada di dalam radius bahaya erupsi Gunung Merapi.

Ya, komunitas jip wisata di sekitar Gunung Merapi itu tak hanya memikirkan bisnis wisata semata, tetapi punya tanggung jawab terhadap warga sekitar.

BACA JUGA: Magma Gunung Merapi Sudah Mendekati Permukaan Kawah

Setiap personel AJWLM telah dibekali dengan kemampuan mitigasi bencana.

Peran itu melibatkan 29 komunitas anggota AJWLM. Setiap komunitas mengirimkan perwakilan masing-masing. Kemudian melakukan piket rutin sebagai langkah antisipasi erupsi Merapi.

BACA JUGA: Situasi Gunung Merapi Belum Terlalu Menakutkan Buat Warga Sidorejo, Ini Ceritanya

“Antisipasi, pasti suatu saat akan ada bencana Merapi. Semuanya harus ikut andil bagian sebagai sukarelawan. Bantu evakuasi warga yang berada dalam titik radius bahaya,” kata Ketua AJWLM Jogjakarta (sisi barat) Dardiri, Jumat (13/11).

Keterlibatan pengemudi dan pemandu AJWLM memiliki alasan yang kuat.

BACA JUGA: Deformasi Gunung Merapi Cenderung ke Arah Magelang

Salah satunya adalah wawasan atas daerah rawan di lereng Merapi sisi selatan. Selain itu juga paham rute dan peta di kawasan Pakem dan Cangkringan.

Dardiri meyakini peran AJWLM cukup membantu. Terlebih mayoritas para pengemudi dan pengembang adalah warga asli Kecamatan Pakem dan Kecamatan Cangkringan.

Sehingga memahami rute aman evakuasi.

“Ikut ambil bagian, karena paham rute jalannya di lereng Merapi. Lalu bisa bergerak cepat di daerah yang rawan dan butuh evakuasi cepat,” katanya.

Terbentuknya AJWLM sendiri tak terlepas dari erupsi Merapi 2010. Kala itu awalnya bertujuan melayani paket ECO Wisata.

Mengenalkan beragam potensi kekayaan alam dan kearifan lokal di lereng Merapi sisi selatan.

Tak sendiri, diawal terbentuk, AJWLM turut melibatkan Yogyakarta American Jeep.

Memanfaatkan kendaraan dengan penggerak empat roda untuk menjelajahi kawasan lereng Merapi. Khususnya potensi salak pondoh hingga susu kamping peranakan etawa.

“Awalnya 2009 sudah terbentuk dan berproses. Tiba-tiba erupsi 2010 dan akhirnya beralih menjadi relawan. Kami sekarang siap, tapi semoga keadaan (erupsi) tetap aman terkendali,” katanya.

Sepuluh tahun berjalan, AJWLM kini beranggotakan kurang lebih 1.000 armada.

Rute wisata yang dilayani terbagi dalam dua wilayah. Tepatnya kawasan wisata di Kecamatan Pakem dan Kecamatan Cangkringan.

Usai kenaikan status Merapi, rute wisata berubah. Beberapa zona wisata yang beradius lima kilometer dari puncak Merapi tak dikunjungi.

Seperti bungker Kaliadem hingga petilasan Mbah Maridjan. Jumlah armada yang operasional juga berkurang 50 persen.

“Perubahan rute, karena lima kilometer dari puncak Merapi harus klir. Kalau armada, sejak Covid juga sudah berkurang 50 persen. Saat ini yang operasional aktif sekitar 450 sampai 500 armada,” ujarnya. (dwi/ila)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler