Mendag Agus Suparmanto Genjot Ekspor Mamin

Senin, 20 Juli 2020 – 13:47 WIB
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Foto : Wahyu Putro A/foc./Antara

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendongkrak pasar ekspor di mancanegara untuk mendukung perekonomian nasional melalui sektor nonmigas.

Meski tantangan yang dihadapi semakin besar di tengah pandemi COVID-19 tetapi ekspor berbagai produk nonmigas menunjukkan perkembangan yang menjanjikan.

BACA JUGA: Importasi Bahan Baku Industri Mamin Perlu Dipermudah

Menurut Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, industri makanan dan minuman (mamin) olahan saat ini memang menghadapi tantangan ekspor yang cukup berat karena pandemi COVID-19 yang juga menyebabkan pembatasan sosial.

Meski begitu, kondisi ini tidak menyurutkan semangat ekspor produk mamin olahan Indonesia.

BACA JUGA: Jaga Stabilitas Harga Sembako, Kemendag Pangkas Regulasi

“Kami yakin produk mamin sangat dibutuhkan dunia. Karenanya, Kemendag mendorong pengembangan ekspor produk ini untuk mengawal kinerja ekspor, khususnya di tengah pandemi COVID-19,” tegas Agus dalam keterangan resminya, Senin (20/7).

Langkah yang ditempuh yakni dengan rutin melakukan temu bisnis (business matching) secara daring, seperti digelarnya Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) bekerja sama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI), menggelar rangkaian temu bisnis (business matching) yang digelar pada 14 Juli lalu untuk sektor makanan dan minuman, 17 Juli untuk sektor furnitur, serta pada 21 Juli untuk fashion dan pakaian jadi.

BACA JUGA: Djoko Tjandra Pakai Jet Pribadi Dikawal Brigjen Prasetijo? Begini Respons Mabes Polri

Pada 15 Juli lalu, ITPC LA juga bekerja sama dengan dengan KJRI San Francisco, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Pemerintah Daerah Jawa Timur menggelar acara serupa untuk sektor makanan minuman, furnitur, dan fashion.

"Temu bisnis virtual ini merupakan langkah kreatif Kemendag dalam mendorong kinerja ekspor industri makanan dan minuman di pasar internasional. Juga merupakan dukungan atas sektor UKM agar semakin mampu bersaing," terangnya.

Upaya ini berbuah positif di mana para importir tertarik atas beberapa produk UKM Indonesia.

Untuk diketahui, tren ekspor mamin Indonesia ke Amerika selama lima tahun terakhir (2015-2019) tercatat positif sebesar 7,15 persen.

Produk ekspor makanan dan minuman terbesar Indonesia ke negara itu adalah makanan laut, buah-buahan, makanan ringan, dan gula.

Berdasarkan data BPS yang diolah Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Amerika Serikat periode Januari-Mei 2020 tercatat sebesar USD 10,7 miliar, surplus bagi Indonesia sebesar USD 3,70 miliar.

Sedangkan pada 2019, total perdagangan kedua negara mencapai USD 27,11 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar USD 8,58 miliar.

Khusus untuk ekspor makanan dan minuman Indonesia ke AS, pada periode Januari-April 2020 mencapai USD 293,63 juta.

Nilai ini tumbuh 29,69 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara ekspor makanan dan minuman Indonesia ke Amerika pada 2019 tercatat sebesar USD 730,4 juta.

"Produk mamin Indonesia menjadi salah satu sektor yang mampu bergerak positif selama pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai ekspor pangan olahan Indonesia sebesar 7,9 persen pada periode Januari-April 2020 atau sebesar USD 1,33 miliar," ujarnya.

Kemendag juga telah menyusun strategi peningkatan daya saing produk makanan minuman dan kuliner Indonesia.

Pertama, menentukan fokus pasar dan produk ekspor khusus untuk produk makanan minuman berbahan baku alami, organik, specialty, dan bumbu olahan sebagai bahan baku kuliner Indonesia.

Kedua, meningkatkan daya saing produk, sumber daya manusia, dan UKM ekspor.

Ketiga, meningkatkan penetrasi pasar. Keempat, memperkuat peran perwakilan perdagangan di luar negeri.

Sedangkan kelima dan keenam dengan melakukan relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor serta pengembangan SDM ekspor di antaranya melalui webinar, pelatihan ekspor, dan program pendampingan ekspor selama pandemi.

"Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) juga terus membuka pasar baru dan menawarkan produk unggulan antara lain kopi, teh, minuman jahe, bumbu masak, berbagai saus siap pakai, rempah-rempah, makanan laut, keripik, mi instan, sarang burung walet, serta produk berbahan baku gula (confectionery products), ke sejumlah negara potensial, seperti Kanada," tandas Menteri Agus. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler