jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengaku kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) merugikan petani sawit dalam jangka pendek.
"Kebijakan HET menekan sektor hulu dari industri minyak sawit nasional, terutama petani," ungkap Mendag dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Senin (31/1).
BACA JUGA: Sudah Larang Sawit, Negara Eropa Kini Mulai Memusuhi Gas Alam
Mendag menyebutkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akan susut sekitar Rp 250-Rp 300 per kilogram dari posisi sebelum kebijakan satu harga minyak goreng, yakni sekitar Rp 3.400 per kilogram.
"Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Kalau mereka komitmen, dan pasti komitmen, tinggal menunggu waktu harga turun dan menjadi flat," kata Mendag.
BACA JUGA: Tak Main-Main, Andre Rosiade Ingatkan Kemendag Tak Lemah Hadapi Pengusaha Sawit Nakal
Eks Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu menegaskan belum menerbitkan izin ekspor sawit sejak awal 2022 hingga saat ini.
Pasalnya, keran ekspor sawit dibuka bila produsen memenuhi kewajiban pasar domestik atau domestic market obligation (DMO).
BACA JUGA: Gapki Meramal Harga CPO September, Ternyata
Kemendag telah menerbitkan Permendag Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.
Beleid itu mengatur DMO bagi eksportir minyak sawit mentah (CPO) dan olein untuk memasok 20 persen dari volume ekspor di harga Rp 9.300 per kilogram untuk CPO dan Rp 10.300 untuk olein.
"Permendag Nomor 5 tahun 2022 adalah bagian dari ekskalasi normalisasi harga migor sejak akhir 2021. Selain itu, beleid ini juga mempertimbangkan tingkat kepatuhan industri minyak sawit," ujar Mendag.
Pada akhir 2021, Mendag juga menginstruksikan agar produsen menyediakan 11 juta liter untuk menghadapi momentum liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Kami meminta produsen untuk menyediakan 12 juta liter kemasan sederhana saat penetapan minyak goreng satu harga awal Januari 2022. Namun, jumlah migor kemasan sederhana yang disediakan hanya sekitar 300 ribu liter," ungkap Mendag.
Mendag berjanji masalah harga minyak goreng ini akan dibikin aturan lanjutannya.
"Dari hulu sampai hilir kami atur," tegas Lutfi.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu