Sudah Larang Sawit, Negara Eropa Kini Mulai Memusuhi Gas Alam

Selasa, 01 Februari 2022 – 19:57 WIB
Salah satu ruang rapat markas Uni Eropa di Brussels, Belgia. Foto: Olivier Matthys / POOL / AFP

jpnn.com, BRUSSELS - Di saat perang melawan minyak kelapa sawit masih jadi topik kontroversial, beberapa negara Eropa mulai menyulut permusuhan terhadap sumber energi lain. Kali ini, targetnya adalah gas alam.

Austria, Denmark, Swedia dan Belanda mendesak Uni Eropa untuk tidak melabeli proyek energi gas sebagai investasi hijau.

BACA JUGA: Ekonom Nilai Insentif Harga Gas Industri Berpotensi Merugikan Negara, Efeknya Panjang

Saat ini, Brussel berupaya menyelesaikan aturan mengenai apakah energi gas masuk dalam energi berkelanjutan.

Akhir tahun lalu, Komisi Eropa menyusun rencana untuk melabeli gas dan energi nuklir sebagai investasi hijau. Namun, rencana tersebut memecah Uni Eropa karena mereka tidak setuju tentang bagaimana bahan bakar harus berkontribusi ke energi bersih.

BACA JUGA: Pencuri 47 Tabung Gas Beri Pengakuan Mengejutkan, Mungkin Anda Tak Menyangka

"Kurangnya bukti ilmiah untuk memasukkan gas fosil ke dalam klasifikasi energi berkelanjutan memaksa Komisi Eropa mempertimbangkan ulang proposal itu," menurut keterangan bersama Australia, Denmark, Swedia,dan Belanda.

Investasi gas tidak boleh diberi label hijau kecuali dapat mengeluarkan kurang dari 100 gram karbon dioksida per kilowatt jam, kata negara-negara tersebut. Hal Itu sejalan dengan rekomendasi yang dibuat minggu lalu oleh penasihat ahli Uni Eropa tentang aturan.

BACA JUGA: Bangun Stasiun Kompresi Gas Alam, Mandiri Kucurkan Rp 77 M

Negara-negara Eropa sedang menunggu proposal akhir Komisi, yang dikatakan akan segera diterbitkan, tanpa memberikan tanggal.

Setelah diterbitkan, mayoritas Parlemen Eropa atau negara anggota Uni Eropa – 20 negara dapat memblokir aturan tersebut.

Aturan gas dan nuklir telah tertunda lebih dari satu tahun, di tengah ketidaksepakatan yang mendalam.

Beberapa negara Eropa, di antaranya Polandia dan Republik Ceko, melihat gas dan nuklir sebagai hal penting untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil paling kotor yaitu batu bara.

Negara-negara Eropa yang tidak setuju mengaku khawatir terkait pembuangan limbah nuklir yang aman.

Gas menghasilkan kira-kira setengah dari emisi CO2 batu bara ketika dibakar di pembangkit listrik.

Infrastruktur gas juga dikaitkan dengan emisi metana dan gas rumah kaca. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler