jpnn.com - JEPARA - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai, penguatan kelembagaan Sistem Resi Gudang (SRG) sangat penting. Sehingga dapat berperan lebih baik lagi dalam menunjang pengelolaan hasil pertanian para petani dari setiap desa yang ada.
"Keberadaan SRG harus bisa menjadi sarana pemberi nilai tambah komoditas dengan biaya yang ekonomis. Selain itu juga dapat mengurangi keterikatan petani pada tengkulak dan pengijon,” ujar Enggartiasto dalam pesan elektronik yang diterima, Senin (24/10).
BACA JUGA: Indosat Ooredoo Roadshow ke Sembilan Universitas
Untuk itu kata Enggartiasto, terbatasnya infrastruktur pengolahan komoditas hasil panen di sekitar lokasi gudang SRG, perlu segera diatasi. Sehingga penyimpanan hasil pertanian dapat lebih efektif, ketika harga jual hasil pertanian rendah.
"Demikian juga peningkatan peran perbankan dan penguatan sinergi antara pasar lelang dengan SRG, juga perlu ditingkatkan," ujar Enggartiasto saat berdialog dengan seratusan petani dari Desa Rengging, Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Pensiunkan Pabrik-pabrik Tua
Dalam dialog, sejumlah petani meminta agar pemerintah membantu pembiayaan bagi para petani. Selain itu juga menyediakan lantai jemur yang lebih luas, sehingga bisa menampung hasil panen serta bantuan biaya angkut ke gudang SRG.
Menjawab pertanyaan para petani, Enggartiasto yang didampingi Wakil Bupati Jepara Subroto dan Sekretaris Bappebti Didi Sumedi, menyatakan pemerintah siap membantu petani.
BACA JUGA: Stok Pupuk di Semua Daerah Dipastikan Aman
“Saya siap bertemu dengan BRI dan Bank Jateng agar mereka stand by dana pinjaman murah untuk petani. Perlu juga diketahui, SRG bukan bikin berbelit-belit, bukan untuk bikin susah. Tapi untuk mencari solusi atau jalan keluar. Presiden memberi perhatian yang luar biasa untuk para petani dan peternak,” ujar Enggartiasto.
Sementara itu, Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan SRG Retno Rukmawati mengatakan, SRG merupakan sarana tunda jual dan pembiayaan perdagangan.
“Melalui SRG petani dapat menyimpan komoditas hasil panen ketika harga rendah, untuk kemudian dijual saat harga tinggi. Sehingga petani memiliki daya tawar yang lebih kuat,” ujar Retno.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Turunnya Harga Gas Amankan Ketahanan Pangan
Redaktur : Tim Redaksi