Mendagri Diberi Gelar 'Tuha Gari Sifaoma Bawa' Saat Mengunjungi Nias, Ini Artinya

Selasa, 10 Desember 2019 – 19:48 WIB
Mendagri Tito Karnavian menerima gelar kehormatan Tuha Gari Sifaoma Bawa dari tokoh adat Nias. Foto: Puspen Kemendagri for JPNN.com

jpnn.com, NIAS SELATAN - Tito Karnavian tercatat menjadi Mendagri pertama dalam sejarah yang mengunjungi Pulau Nias, Sumatera Utara. Mantan Kapolri ini dianugerahi gelar kehormatan adat Nias Tuha Gari Sifaoma Bawa, yang berarti pemimpin besar dan tegas.

Saat pemberian gelar adat, Tito tampak mengenakan pakaian adat. Padanya juga diberi pedang tradisional khas Nias yang biasanya digunakan untuk menegakkan kebenaran dan memerangi kejahatan. Pedang tajam ini bermata dua.

BACA JUGA: Mendagri Tito Karnavian: 01 dan 02 Gabung, Kondisi Politik Indonesia Stabil

Para tokoh adat menilai Tito memiliki ketajaman mata pedang yang diserahkan tersebut. Masyarakat Nias meyakini, ketajaman dan ketegasan Tito selama menjadi Kapolri dan sekarang menjadi Mendagri akan tetap konsisten membabat semua yang mencoba merusak NKRI, ibarat Gari Sifaoma Bawa.

"Saya sudah menjadi warga Nias dengan pakaian ini, kemudian diberikan gelar Tuha Gari Sifaoma Bawa yang berarti menjadi ikatan bagi saya menjadi warga Nias," ujar Tito di Nias Selatan, Sumatera Utara, Senin (9/12) kemarin.

BACA JUGA: Mendagri Tito Karnavian Merasa Bangga, Wajahnya Cerah

Tito menyatakan siap menghadapi tantangan perang melawan kemiskinan dan ketertinggalan, khususnya di Pulau Nias. "Ini harus dilakukan bersama-sama, dan saya menjadi bagian dari bapak ibu sekalian untuk memerangi itu," ucapnya.

Tito juga berkomitmen mengembangkan Nias menjadi salah satu daerah maju di Indonesia, sebagai bentuk tanggung jawab sebagai Mendagri selaku pembina daerah.

"Jadi, kewajiban saya juga untuk mengembangkan Nias, mudah-mudahan dengan kebersamaan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota, Nias bisa dibangun menjadi salah satu daerah yang paling maju di Indonesia," katanya.

Tak lupa Tito membangkitkan semangat optimisme masyarakat dalam mengembangkan potensi wilayah yang ada untuk menunjang kehidupan.

Menurutnya, sumber daya yang dimiliki Pulau Nias unggul dibanding sejumlah negara. Karena itu, tidak mustahil kesejahteraan bagi seluruh rakyat Nias dapat terwujud ketika sumber daya yang dimiliki dikelola secara tepat.

"Contoh Singapura, saya cukup lama sekolah di sana, sekitar lima tahun. Dibandingkan Nias, tidak ada apa-apanya, cuma pulau kecil dengan jumlah penduduk sedikit, sekitar lima juta penduduk, tidak mempunyai sumber daya alam di sana. Tak ada perikanan maupun kelautan, pantainya pun dari pasir Batam. Di mana kuncinya? Lagi-lagi SDM jadi kuncinya," kata Tito.

Contoh lain, Maldives atau Maladewa yang terletak di sebelah Selatan-Barat Daya India, sekitar 700 KM sebelah barat daya Srilanka. Di tengah keterbatasan sumber daya, Maldives mampu menarik investor untuk berinvestasi.

"Maldives itu pulaunya tidak sebanyak Nias, tidak ada bukit apa pun, tetapi mampu memanggil dan mengundang investor datang. Berbagai macam resort dan kemudian lapangan kerja menjadi terbuka. Nah ini, sebetulnya tidak perlu anti dengan investor asing, mau dari Cina, Amerika atau negara manapun ambil saja, sepanjang bisa membuka lapangan kerja, bisa menguntungkan dan tidak mengambil kedaulatan negara," pungkas Tito. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler