jpnn.com - JAKARTA - Ketertinggalan wilayah di Indonesia timur selama ini antara lain disebabkan pola pembangunan yang dilakukan belum seutuhnya berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Hal itu diungkap Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo pada diskusi yang digelar Pemprov Maluku dengan tema 'Tantangan Memimpin dan Membangun Maluku sebagai Provinsi dengan Wilayah Laut Terluas di Indonesia, Kamis (8/12) malam.
BACA JUGA: Lettu Yohanes Syahputra Ditemukan Warga, Kondisinya...
"Membangun di Maluku dengan membangun untuk Maluku itu berbeda. Yang saya cermati, keterlambatan karena konsepnya masih membangun di Maluku atau Papua, bukan untuk masyarakat Maluku atau Papua," ujar Tjahjo.
Untuk mengatasi ketertinggalan yang ada, pemerintah kata Tjahjo, terus melakukan berbagai upaya. Antara lain, membangun konektivitas nasional lewat kebijakan tol laut.
BACA JUGA: Hasil Talent Pool, Banyak Pejabat ââ¬Å½Berkompetensi Rendah
"Pengembangan ekonomi maritim dan kelautan juga menjadi titik fokus utama, khususnya di provinsi kepulauan. Jadi Maluku tidak bisa dibangun sendiri. Masa depan cukup bagus, tapi bagaimana membangun konektivitas dan sinergi," tutur Tjahjo.
Mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini kemudian mengutip pidato Joko Widodo saat dilantik sebagai presiden 2014 lalu. Menurutnya, ketika itu Jokowi menyatakan, seluruh lapisan masyarakat harus berjuang sekeras-kerasnya mengembalikan kejayaan sebagai negara maritim. Karena laut dan samudera merupakan masa depan Indoensia.
BACA JUGA: Bu Susi: Negara Telah Dimenangkan
"Presiden mengatakan, selama ini kita cukup lama memunggungi laut dan samudera. Saatnya mengembalikan itu semua, sehingga motto jales veva jaya mahe sebagai semboyan nenek moyang di masa lalu, bisa kembali membahana," ucap Tjahjo.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat Cara ini, Bu Susi Pengin Buat Jera
Redaktur : Tim Redaksi