jpnn.com - DENPASAR – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyerukan seluruh pihak untuk optimistis dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Hal ini lantaran beberapa lembaga internasional menyebutkan Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara terbesar di dunia pada tahun 2045.
BACA JUGA: Gelar Rapat Kerja, Holding BUMN Siap Dukung Visi Indonesia Emas 2045
“Saya mengajak rekan-rekan untuk optimis tentang prediksi para ahli dan termasuk lembaga-lembaga internasional kredibel itu. Kita ingin menjadi negara negara nomor empat termaju di dunia,” ujar Mendagri Tito Karnavian saat menghadiri Temu Karya Nasional yang dirangkaikan dengan Penganugerahan Desa dan Kelurahan Berprestasi Tahun 2024 di Gedung Ksirarnawa Art Center, Kota Denpasar, Bali, Selasa (8/10).
Mendagri Tito menjelaskan, hal itu hanya bisa terwujud jika seluruh elemen pemerintahan, mulai dari pusat hingga desa bekerja sama.
BACA JUGA: Tito Minta Kepala Desa yang Tak Netral pada Pilkada Dilaporkan ke Bawaslu
Terlebih, kata dia, sistem desentralisasi yang diterapkan Indonesia memberikan ruang bagi setiap daerah untuk berkontribusi dalam pembangunan.
“Semua harus bekerja, memiliki visi dan keyakinan yang sama. Nah oleh karena itulah rekan-rekan saya melihat bahwa acaranya menjadi sangat penting,” tegas Mendagri.
BACA JUGA: Kemendagri Gelar Temu Karya dan Penganugerahan Penghargaan Desa & Kelurahan Berprestasi 2024
Tito juga menekankan pentingnya pemberian penghargaan dan sanksi yang objektif kepada daerah-daerah.
“Saya prinsip dasar, stick and carrot. Berikan punishment ketika tidak baik. Berikan reward ketika baik,” tambahnya.
Dalam konteks pembangunan desa, Mendagri menggarisbawahi pentingnya peran kepala desa atau lurah sebagai garda terdepan yang berhadapan langsung dengan masyarakat.
“Bukan bupati, wali kota, atau gubernur. Bukan Mendagri, tetapi kepala desa dan kelurahan (lurah) yang berhadapan langsung dengan masyarakat di garis depan,” ucap Mendagri Tito.
Dia juga mengingatkan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun Indonesia dari pinggiran, dengan memperkuat desa-desa melalui kebijakan yang tepat.
Beberapa upayanya yaitu dengan mengalokasikan anggaran desa dan pembuatan regulasi tentang desa.
“Desa bukan lagi sekadar kumpulan komunitas biasa, tapi menjadi bagian dari sistem pemerintahan,” tandas Mendagri.
Pada kesempatan tersebut, Mendagri Tito juga turut memberikan penghargaan kepada juara 1 Kategori Desa Berprestasi yang diraih oleh Desa Tanjung Haro Sikabu - Kabu Padang Panjang untuk pemenang nasional regional I, Desa Tulungrejo untuk pemenang nasional regional II, Desa Sabuai untuk pemenang nasional regional III, dan Desa Puyung untuk pemenang nasional regional IV.
Selain itu, Mendagri Tito juga menyerahkan penghargaan Upakarya Wanua Nugraha kepada Gubernur Sumatera Barat, Lampung, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu