jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi langsung tempat pelelangan ikan (TPI) Tegal Katilayu untuk memberikan sokongan kesejahteraan pada nelayan.
Hal itu dilakukan Ganjar dalam rangka menindaklanjuti laporan KUD Mino Saroyo Cilacap sebagai salah satu koperasi maju pada peringatan Harkop Jawa Tengah 2022.
BACA JUGA: 54 TKI Disekap di Kamboja, Kok Bisa? Gubernur Ganjar Ungkap Hal Ini
Di hadapan nelayan, Ganjar menyampaikan pihaknya selalu berupaya menjamin kesejahteraan nelayan dengan memberikan asuransi kecelakaan, baik kecelakaan di laut maupun di darat.
Menurutnya, hingga kini total kurang lebih 10 ribu nelayan se-Jawa Tengah sudah ter-cover Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN) dari Pemprov Jawa Tengah.
BACA JUGA: Berita Terkini Kasus 54 TKI Disekap di Kamboja dari Anak Buah Ganjar
"Jadi, asuransinya ada kecelakaan di laut, ataupun di darat dan kita membayar preminya. Ini untuk memberikan jaminan kepada mereka," kata Ganjar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (29/7).
Politikus PDI Perjuangan itu membeberkan total asuransi yang sudah ter-cover kurang lebih 10 ribu nelayan se-Jawa Tengah.
BACA JUGA: Ganjar Apresiasi Pengelolaan Ekowisata Mangrove Muara Kali Ijo
"Mudah-mudahan akan membantu, setidaknya tenang lah para nelayan," lanjut Ganjar.
Selain itu, dia meminta ada pendampingan pada nelayan agar anggota koperasi bisa terus berkembang.
Terlebih, para nelayan mengeluhkan ke Ganjar ihwal pasokan BBM kapal yang kerap kehabisan stok.
Oleh karena itu, Ganjar mengaku telah berkomunikasi dengan Pertamina agar memprioritaskan alokasi BBM jenis solar bagi nelayan.
"Ada beberapa yang mesti dibantu contohnya BBM. Sekarang alokasinya kan dibatasi, maka kemarin kami ngobrol dengan Pertamina agar nelayan dapat prioritas kebijakan," ujar Ganjar.
Ganjar juga menyarankan setiap nelayan anggota koperasi yang membutuhkan pasokan BBM kapal wajib didata. Hal ini untuk memudahkan pemenuhan pasokan BBM ketika stoknya habis.
"Kemudian masing-masing harus dicatat, dimasukkan aplikasi MyPertamina. Umpama hari ini stok BBM-nya hanya cukup satu bulan, alokasinya sudah selesai sudah habis, maka segera dimintakan tambahan," tutur Ganjar.
Salah satu nelayan Kristanto mengungkapkan hanya mendapatkan jatah lima hingga 10 liter BBM jenis Solar untuk melaut.
Dia berharap persoalan BBM itu pun bisa segera dituntaskan dan nelayan bisa melaut dengan tenang tanpa harus memikirkan BBM.
"Kalau ke sini kami harus nyebrang membeli BBM tersebut. Harapannya bisa mendirikan SPDN untuk koperasi kami. Karena adanya koperasi sangat terbantu untuk kesejahteraan anggota," ungkap Kristanto.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul