jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan sekolah lima hari masih menjadi kontroversi. Mendikbud Muhadjir Effendy menegaskan, pihaknya tidak ada rencana membuat program sekolah satu hari penuh atau full day school.
"Saya tegaskan saya tidak punya niat, Kemdikbud tidak ada rencana untuk program full day school," kata Muhadjir saat menyampaikan pidato pada lokakarya guru di Labschool Jakarta, Kamis (6/7).
BACA JUGA: Maksimalkan Penggunaan Komputer untuk Sekolah Lima Hari
Muhadjir menjelaskan program yang dimaksud ialah penguatan karakter siswa melalui kurikulum yang sudah ada tanpa mengganti dengan kurikulum baru.
Muhadjir menjabarkan dirinya berpedoman pada visi presiden yang tertuang pada Nawa Cita dalam membuat program penguatan karakter.
BACA JUGA: Atasi Dulu Masalah Kekurangan Guru
"Dalam Nawa Cita jelas, program pendidikan karakter porsinya 70 persen, sisanya untuk ilmu pengetahuan," ujar Muhadjir.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut berpendapat dengan porsi pendidikan karakter sebesar 70 persen dan sudah berjalannya Kurikulum 2013, memerlukan kebijakan baru untuk penguatan pendidikan karakter tanpa mengubah kurikulum yang sudah berjalan.
BACA JUGA: Olimpiade Sains Nasional 2017 Diikuti 1.280 Siswa
"Maka perlu ada penguatan karakter, penguatan saja," kata Muhadjir.
Dia juga menerangkan bahwa penerapan delapan jam di sekolah juga bukan berarti belajar di kelas selama delapan jam, melainkan diisi dengan kegiatan lain di tempat lain.
"Delapan jam di sekolah, di kelas, jangankan anak-anak, guru juga nggak kuat," kata dia.
Menurut Muhadjir memaksakan anak didik belajar selama delapan jam di sekolah tidak sesuai dan tidak efektif. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelaskan PPK di Pesantren, Muhadjir Pastikan Madrasah Diniah Makin Kuat
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad