Mendikbud: FLS2N Dorong Penguatan Pendidikan Karakter

Senin, 23 September 2019 – 07:05 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: Humas Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2019 resmi ditutup. Perhelatan tahunan yang menampilkan kompetensi siswa di bidang seni pertunjukkan dan seni penciptaan ini berlangsung di dua lokasi, yakni, Provinsi Lampung untuk perlombaan jenjang SMA, SMK, dan Pendidikan Khusus. Sedangkan jenjang SD dan SMP di Kota Tangerang.

Dalam FLS2N 2019, tampil sebagai juara umum DKI Jakarta yang berhasil merebut delapan medali emas dari ajang perlombaan di jenjang pendidikan dasar hingga menengah. Sementara itu, posisi kedua diraih Provinsi Bali dengan perolehan tujuh medali emas, dan Riau di posisi ketiga dengan memboyong lima medali emas.

BACA JUGA: Andi Noya Puji Model Pendidikan Karakter di Global Sevilla School

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memberikan apresiasi terhadap hasil karya peserta lomba yang penuh kreativitas.

"Saya kagum dengan hasil karya anak-anak kita, contohnya, saya lihat tadi di desain grafis, hasil karyanya sudah di atas rata-rata ukuran anak SMP, kreatif semua,” ujar Mendikbud Muhadjir Effendy saat menutup FLS2N jenjang pendidikan SD dan SMP, Jumat (20/9).

BACA JUGA: Muhadjir Effendy: PNS Kemendikbud Wajib Pindah ke Ibu Kota Baru

Sebagai kompetisi di bidang seni, kata Menteri Muhadjir, FLS2N dapat mendorong penguatan pendidikan karakter bagi perkembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Penguatan ini meliputi tiga sumber karakter, yaitu logika, estetika, dan etika.

"Saya berharap dengan ajang ini bisa memberikan sumbangan berarti bagi penguatan pendidikan karakter kita, anak yang pintar dan cerdas, punya kemampuan cukup dan hebat sangat penting, tetapi semua tidak ada artinya kalau tidak ada karakter yang baik. Yang harus ditekankan adalah pendidikan karakternya baik logika, etika dan estetika," terangnya.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Ditjen Dikdasmen Kemendikbud Khamim mengatakan, penyelenggaraan FLS2N menjadi ajang ekspresi bagi kecintaan siswa akan kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia.

"FLS2N ini menjadi ajang berkreasi, berkarya, dan berprestasi, serta bisa dijadikan ajang ekspresi kecintaan terhadap budaya bangsa dan pengembangan pendidikan karakter," ujar Khamim.

Lanjut dikatakan, kecintaan terhadap seni akan membentuk anak menjadi karakter unggul di masa depan. Dia berharap para siswa terus menggali kreativitas yang dimiliki dengan mengikuti kegiatan kompetisi berbasis seni.

"Jadikanlah ajang (FLS2N) untuk menggali potensi, bakat, dan kreativitas untuk meraih prestasi," tambah Muhadjir.

Pengembangan kreativitas, lanjutnya, penting untuk menghadapi persaingan di masa depan, dalam era Revolusi Industri 4.0.

"Nanti akan banyak produksi repetitif digantikan oleh robot atau artificial intelegent. Untuk itu, pertahankan kreativitas, karena yang tidak bisa digantikan adalah kreativitas yang dihasilkan oleh manusia, sebagai daya cipta," jelas Menteri Muhadjir.

Karakter kemandirian turut menjadi perhatian Mendikbud saat menutup FLS2N. Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mengingatkan para siswa akan pentingnya memiliki karakter kemandirian guna menghadapi masa depan, yakni era Revolusi Industri 4.0. Untuk mendukung karakter kemandirian, pola-pola pembelajaran teacher centered harus beralih menjadi student centered.

Artinya, siswa tidak lagi sebatas mengandalkan guru sebagai sumber pembelajaran utama, tapi menjadi lebih mandiri untuk menggali pengetahuan. Disinilah program digitalisasi sekolah menjadi langkah maju untuk mendorong kemandirian siswa. Para siswa akan belajar secara mandiri dan memutuskan untuk kepentingannya sendiri.

Digitalisasi sekolah, jelasnya menciptakan suasana agar anak-anak bisa belajar sendiri, mencari sumber belajarnya sendiri. Sehingga para guru menjadi penghubung dan gatekeeper informasi yang didapat siswa.

"Di sini guru menyeleksi informasi (gatekeeper) yang didapatkan anak sesuai kurikulum," pungkas Menteri Muhadjir. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler