Mendikbud: Kepsek dan Pengawas Harus Kekinian

Selasa, 16 Oktober 2018 – 08:12 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: CHARLIE/INDOPOS/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan tata kelola pengawas dan kepala sekolah sebaiknya terus menerus mengalami pembaharuan selaras tuntutan perubahan dan tantangan kekinian.

Kepala sekolah dan pengawas sekolah merupakan dua unsur penting dalam pengelolaan layanan pendidikan di satuan pendidikan. Mereka memiliki peran strategis yang tidak saja menentukan hitam putihnya pendidikan di sekolah tapi juga cetak biru generasi bangsa.

BACA JUGA: Mendikbud: Penat Hanya Ada di Pikiran

“Saat ini perlu ide-ide baru, bahkan paradigma baru ketika kita berbicara dalam konteks pembinaan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kedua unsur ini harus disesuaikan dengan tuntutan perubahan dan tantangan kekinian,” ujar Menteri Muhadjir di depan para kepsek dan pengawas sekolah, tadi malam (15/10).

Menurut Muhadjir, pemerintah harus berani melakukan otokritik yang tajam dalam keseluruhan proses pembinaan tenaga pendidik, khususnya pengawas sekolah mulai dari proses rekrutmen, pengembangan, dan pemberdayaannya.

BACA JUGA: 80 Persen Gedung Sekolah di Palu Akan Direlokasi

“Lebih khusus lagi tentang model-model pelatihan dan penguatan kompetensi yang selama ini dilakukan,” ujarnya.

Terkait pelatihan, menurut Muhadjir diperlukan review yang menyeluruh. Baik yang berkaitan dengan kesiapan dan kelayakan lembaga penyelenggara, metode maupun substansi pelatihan. Analisis lebih lanjut adalah esensi dan eksistensi pelatihan di era digital, era millenia dengan generasi industri 4.0 serta era disrupsi.

BACA JUGA: Penjelasan Terkini Mendikbud soal CPNS dari Guru Honorer

Analisis tersebut melahirkan konklusi bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam meningkatkan kapasitas nilainya dan kapasitas profesionalnya.

Dia berharap pelatihan yang akan dikembangkan tidak lagi sekadar sebagai pelatihan konvensional yang selama ini dilaksanakan. Pelatihan yang diharapkan benar-benar menyentuh sisi intristik/inner motivation para peserta. Pelatihan yang futuristik dan berbasis pada problematika dunia baru, abad milenial.

Pelatihan yang tidak lagi sekadar menuntun melainkan memberi tantangan transformasi karakter bagi peserta serta kesempatan bertumbuh secara kognisi, emosi dan estetika.

“Inilah sisi-sisi perubahan yang harus dipromosikan dalam mereformasi atau merevitalisasi dunia kepelatihan kita,” ungkap Menteri Muhadjir. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud Imbau Warga Sulsel jadi Ortu Asuh Korban Gempa


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler