jpnn.com - jpnn.com - Mulai bangkitnya perfilman nasional yang selama ini dinilai mengalami penurunan kualitas termasuk jumlah penonton, langsung disikapi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sinkronisasi Pengembangan Perfilman Pusat dan Daerah.
Menurut Mendikbud Muhadjir Effendy, sangat penting peran pemerintah pusat dan daerah untuk memenuhi harapan kalangan perfilman dalam memajukan dan mengembangkan perfilman nasional.
BACA JUGA: Rahasia Pemerintah Cukup 20 Persen yang Disimpan
Dia juga mengimbau tema film bisa mengangkat keunikan dari potensi lokal daerah masing-masing.
Hal tersebut perlu dilakukan karena film merupakan sarana yang sangat strategis dalam memperkuat ketahanan budaya bangsa dan ketahanan nasional, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA: Mendikbud: Tim Penilai Harus Beda
”Kita harus berani menggali keunikan dan keanekaragaman dari masing-masing daerah dengan menggali segala potensi yang ada. Dan yang tahu potensi itu adalah orang daerah itu sendiri. Saya sangat mendukung dalam memperkuat pola pembinaan, pola atau upaya kita untuk membangkitkan perkembangan film-film di daerah, dan menggali keunggulan lokal masing-masing,” tutur Muhadjir, tadi malam.
Bila masing-masing daerah mengangkat keunikan daerahnya sendiri, dan setiap provinsi bisa memproduksi keunikan tersebut, maka dunia perfilman Indonesia akan memproduksi film yang sangat banyak.
BACA JUGA: Aduh! Mendikbud Picu Masalah di Sulawesi Selatan
”Coba kita bayangkan, jika masing-masing provinsi memproduksi dua film per tahun, maka Indonesia mampu memproduksi sekitar 68 film per tahun. Ini bisa menggairahkan pelaku perfilman dalam produksi film,” jelasnya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi menjelaskan dengan diselenggarakannya Rakor tersebut diharapkan meningkatkan jumlah film-film Indonesia yang bertema nilai-nilai budaya, kearifan lokal, dan pengembangan karakter bangsa.
Di samping meningkatkan jumlah sineas-sineas muda yang tertarik menggali nilai budaya Indonesia. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat, Masih 4.058 Sekolah Belum Terakreditasi
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad