jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) menilai banyak persoalan pendidikan di arus bawah tidak bisa diselesaikan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dengan baik.
Kondisi ini diperparah dengan berbagai statement Mendikbud Nadiem yang kerap membuat masyarakat gusar sehingga menjadi preseden buruk terkait arah kebijakan pendidikan ke depan.
BACA JUGA: Inilah Nama-nama Pejabat Kemendikbud yang Dilantik Nadiem Makarim
Sebagai contoh, rentetan persoalan yang muncul misalnya terkait PPDB online yang carut marut dan tidak koheren, kebijakan Organisasi Penggerak yang sarat kepentingan.
Kemudian, konsep Merdeka Belajar yang sesungguhnya tak merdeka. Juga buruknya pola komunikasi yang dibangun dengan organisasi profesi guru.
BACA JUGA: Ternyata Itu Bukan Pemikiran Mendikbud Nadiem Makarim
"Pantas saja jika para tokoh dan penggiat pendidikan Indonesia, salah satunya Prof. Azyumardi Azra memberikan raport merah kepada Mendikbud Nadiem Makarim," kata A. Zuhri, Wasekkum PP PERGUNU dalam pernyataan resminya, Rabu (22/7)
PERGUNU, lanjutnya, juga berpandangan tidak ada yang istimewa dari kebijakan-kebijakan yang diambil Nadiem. Justru lebih banyak terjadi distorsi dan kontroversi dalam dunia pendidikan.
BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Makarim Akhirnya Blusukan ke Sekolah
Pertama, tidak jelasnya arah kebijakan yang menyangkut daerah 3T. Padahal Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan telah menyatakan arah pembangunan dimulai dari daerah terluar dan terdepan. Namun, Mendikbud belum juga menunjukkan kebijakan yang senada dengan Presiden Jokowi.
Kedua, terkait peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru yang masih lemah.
Yang ketiga, konsep Merdeka Belajar yang sejatinya tidak merdeka, bagaimana tidak? Konsep yang terlihat bombastis tersebut nyatanya sudah dipatenkan oleh pihak lain diluar Kemendikbud.
"Kami melihat kebijakan Mendikbud justru mengalami kebalikan arah dari yang diharapkan, banyak kebijakan yang tak dapat diserap oleh masyarakat kita," tegasnya.
Dugaan PERGUNU ini terjadi karena Mendikbud Nadiem tak melihat langsung kondisi pendidikan di bawah sehingga gagal paham mengurus subtansinya. Belum lagi masalah insfrastruktur pendidikan yang masih memprihatinkan.
"Tidak bisa kacamata Jakarta dijadikan ukuran untuk melihat daerah lain dalam menentukan kebijakan," ujar Zuhri.
PERGUNU juga menilai Mendikbud tidak peka terkait keadaan guru di arus bawah. Guru bukan semakin pintar dan sejahtera, justru semakin bingung dengan peta konsep Merdeka Belajar, Guru Penggerak, Organisasi Penggerak,dan lainnya.
Ketika Presiden Jokowi mewacanakan reshuffle kabinet, PERGUNU berharap presiden benar-benar serius melihat kinerja Mendikbud Nadiem. Harus di cross chcek suara-suara di lapisan bawah masyarakat yang terdampak dari buruknya kebijakan Mendikbud ini. Angin segar yang diusung Menteri Pendidikan ini justru menyusahkan masyarakat.
"Dia (Nadiem) mengajak bangsa kita untuk berlari meninggalkan ketertinggalan pendidikan kita, tetapi justru dia melarikan diri dari pokok persoalan pendidikan kita. Saran kami, ganti saja menterinya, banyak tokoh NU yang mumpuni," pungkas Zuhri. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad