jpnn.com - SURABAYA - Mendikbud M. Nuh langsung merespons kabar peredaran kunci jawaban soal ujian nasional (unas) di Surabaya. Kemarin (5/4) mantan rektor ITS itu melihat langsung tempat penyimpanan naskah unas di Polrestabes Surabaya. Hasilnya, ruangan khusus tersebut masih tersegel dengan rapi.
Pengecekan itu dilakukan mendadak. Nuh ditemani Wakapolda Jatim Brigjen Pol Suprodjo W.S. Saat melihat ruang penyimpanan soal unas. Rombongan tersebut hanya melihat pintu yang masih tersegel.
BACA JUGA: Penegerian PTS Berbuntut Masalah Gaji dan Status Kepegawaian
“Terhadap kabar yang berkembang yang mengatakan bahwa unas bocor, setiap tahun memang selalu ada. Kami akan mencari tahu dulu yang bocor itu soal ataukah jawabannya. Sebab, kebanyakan yang bocor itu jawabannya, bukan soalnya,” ujar M. Nuh setelah melakukan sidak di polrestabes.
Namun, hal tersebut telah diantisipasi dengan membuat 20 tipe soal yang berbeda dalam satu ruangan. “Sehingga kecil kemungkinan jawaban yang telah beredar itu benar,” imbuhnya.
BACA JUGA: Dijanjikan Listrik PLN Tak Padam saat UN
Karena itu, Mendikbud datang untuk memastikan bahwa naskah tersebut telah diamankan dan pengamannya sudah dilakukan sesuai standard operating procedure (SOP). “Dalam melakukan pengamanan, kami pun melibatkan berbagai pihak. Seperti kepolisian, perwakilan dinas, dan perguruan tinggi,” ujarnya.
Kegiatan pengamanan dilakukan mulai dari percetakan, pendistribusian ke kabupaten kota, hingga ke masing-masing rayon. “Ketiga pihak tersebutlah yang selalu mendampingi,” terang menteri yang baru saja mantu itu.
BACA JUGA: Siswa Sekolah Internasional Boleh Unas, Boleh Tidak
Bentuk pengamanan lainnya adalah mengunci ruang penyimpanan naskah dengan menggunakan tiga macam gembok dan kunci yang berbeda. Setiap kelompok yang mendampingi pengawalan soal unas membawa satu kunci. “Ini memastikan bahwa kami memang mengawal jalannya unas dengan serius serta menjaganya agar tetap lancar,” ungkapnya.
Menurut dia, sidak dan pengecekan seperti yang dilakukan di Polrestabes Surabaya juga akan dilakukan di berbagai tempat lain sampai menjelang H-2 pelaksanaan unas. “Siapa juga yang berani ambil (soal unas, Red). Kan dijaga! Kecuali setan atau jin yang bisa menyelinap,” jelasnya sambil tertawa.
Nuh meminta siswa dan orang tua siswa untuk tidak percaya kabar mengenai kebocoran jawaban soal unas yang dihargai Rp 100 ribu-Rp 200 ribu itu. Sebab, kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu, hal tersebut akan membuat siswa tidak khusyuk dalam mempersiapkan unas. Itu juga hanya akan menghabiskan uang untuk hal yang belum tentu kebenarannya.
Dia menambahkan, jika memang soal benar-benar bocor, nilai yang keluar akan 90-100. “Dari tahun ke tahun kami sudah melakukan kroscek. Tidak ada nilai unas yang murni 90, yang ada hanya 60-an,” katanya. Kecuali bila siswa memang memiliki riwayat pintar, nilai 90 bukan hal aneh. Lain halnya jika sebaliknya.
Selain pengawasan terhadap naskah soal unas, pengamanan lain dilakukan dengan mengganti metode pengawasan. Semula pengawasan dilakukan secara silang. “Sekarang bukan silang lagi, melainkan full acak,” tutur Nuh.
Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kenakalan dengan dilakukannya kerja sama antarguru maupun kepala sekolah. “Kami berharap tidak memercayai lagi kunci jawaban yang telah beredar. Apalagi, naskah unas dengan pengamanan yang seperti itu, tidak mungkin bocor,” terang Kepala Dikbud Jatim Harun. Diperlukan kerja sama antarsekolah guru, murid, dan pihak-pihak yang terkait untuk melancarkan unas yang tinggal seminggu lagi. (ind/eko/c10/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Try Out Jeblok, Seluruh Kepala Sekolah Dipanggil
Redaktur : Tim Redaksi