jpnn.com - JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad (Mendikbud) Nuh mempertanyakan gelar profesor yang disandang oleh Raja Dangdut Rhoma Irama. Gelar profesor itu juga dicantumkan Rhoma di baliho pencapresannya.
Menurut Nuh seorang yang memperoleh gelar profesor seharusnya juga adalah seorang pengajar. Untuk meraih gelar profesor, kata dia, sudah sangat jelas aturannya.
BACA JUGA: Moratorium Iklan Politik Masih Rentan Diakali
"Apa betul Pak Rhoma dapat gelar profesor? Profesor darimana? Jadi gini, guru besar atau profesor kalau di Indonesia sangat jelas aturan mainnya. Salah satunya dia harus doktor," ujar Nuh di Jakarta Selatan, Kamis (27/2).
Nuh mengungkapkan dalam pemberian gelar profesor harus jelas pemberinya. Selain itu, seorang guru besar harus menyampaikan karyanya baik berupa penelitian yang nantinya akan dinilai oleh Kemendikbud dan tim lainnya.
BACA JUGA: Pemerintah Luncurkan Beasiswa Presidential Scholarship
"Nah dari situlah baru dinilai apakah seseorang layak dapat guru besar atau tidak. Dan itu saya yang teken sendiri, dan itu kalau di Indonesia. Kalau di luar negeri saya tidak tahu, tapi lazimnya seorang guru besar adalah orang yang mengajar," papar Nuh.
Nuh mengaku tidak dapat memastikan gelar capres dari PKB tersebut. Ia kembali memastikan seorang profesor seharusnya juga menjalani pendidikan S3.
BACA JUGA: Meski Bodong, Honorer K1 Tetap Mendapat NIP
"Saya tidak tahu, yang pasti lazimnya dia ngajar, dia S3, itu aturan umum di mana-mana untuk guru besar. Dia punya karya tulis, punya research," kata Nuh.
Sebelumnya, Rhoma disebut-sebut mendapat gelar sebagai Professor in Music dari American University Hawaii karena tiga profesor dari universitas tersebut menyebutnya sebagai guru besar musik di Indonesia.
Ia diberi gelar itu pada tahun 2005 lalu. Ada juga yang menyebut Rhoma hanya mendapat gelar Doktor honoris causa (Dr. H.C.) di bidang musik yang diberikan oleh sebuah universitas di Amerika Serikat. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Boleh Batasi Pelamar CPNS dari Luar Daerah
Redaktur : Tim Redaksi