BACA JUGA: Komitmen M Nuh Mulai Dipertanyakan
Walaupun pada kenyataannya pelaku dan beberapa tim investigasi menemukan kecurangan itu.Kali ini, MBACA JUGA: Kemdiknas Perketat Pengawasan Rekening di PTN
Dalam pemaparannya di kantor Kemendiknas, mantan rektor ITS itu menunjukkan nilai 60 siswa di SDN tersebut terlalu beragamDia menunjukkan data keragaman nilai siswa salah satunya nilai Bahasa Indonesia
BACA JUGA: Kemdiknas Minta Pemda DKI Selidiki Contek Massal
Disitu terlihat dua nilai terendah adalah 7,6 dan 8,2Dua nilai itu diperoleh oleh 2 dan 4 siswaSedangkan untuk nilai tertinggi, yaitu 9,6 didapat 3 orang dan nilai 9,8 diraih dua 2 siswa.Ucapan tersebut tentu saja menafikkan fakta yang adaYaitu, ditemukannya bukti berupa kertas yang digunakan untuk melakukan sontekan, juga pengakuan pengawas ujian di sekolah ituAam juga sudah berkali-kali mengatakan bahwa bahwa dirinya sengaja menulis jawaban berbeda untuk teman-temannyaAnehnya, MNuh tetap ngeyel temuannya sudah tepatSebab, dia mengatakan berdasarkan apa yang adaDia mengatakan, opini publik yang telah membentuk kesan seolah-olah aksi sontek massal itu benar-benar terjadi"Saya bicara berdasarkan data yang ada," imbuh warga Rungkut, Surabaya itu, Meski demikian, Mendiknas bakal melakukan langkah kemajuanYakni, bakal terbang ke Surabaya untuk melakukan mediasi antara sekolah, warga, serta keluarga Siami dan Aam"Rencananya besok (hari ini, red) saya ke SurabayaYang penting mereka bisa rukun kembali," tandasnya
Menurutnya, upaya damai itu perlu dilakukan supaya tidak terjadi benturan sosial.Pasalnya, dia menilai opini publik yang berkembang saat cenderung tidak sehatYakni, terlalu mengangkat tinggi pelapor dan merendahkan masyarakat yang mengusir keluarga Siami"Perlu dilakukan untuk menengahi konflik," tuturnya.
Menurut Sekjen KPAI Arist Merdeka Sirait, ucapan Mendiknas terkesan menyalahkan AamDia mengaku sangat menyayangkan pernyataan MNuh yang mengatakan tidak ada sontek massal di SDN Gadel"Pengingkaran itu sama dengan menyalahkan pelapor," ungkapnya.
Oleh sebab itu, dia ngotot untuk bisa bertemu dengan MendiknasDia khawatir ucapan MNuh bisa menjadi tameng bagi anak-anak lain yang ingin berbuat curang"Saya khawatir anak-anak bisa menjadi plagiator kalau dibiarkan seperti ituBisa jadi, koruptor yang ada saat ini kerjaannya dahulu nyontek," tambahnya
Tidak hanya itu, menurutnya data yang disampaikan MNuh yakni perbedaan hasil UN tidak menghilangkan fakta terjadinya sontek massalBagi Arist, satu persen saja ada jawaban yang sama sudah membuktikan adanya sontek massal"Aakui saja ada kesalahan pada UN dan harus diperbaiki," tuturnya
Ucapan serupa juga disampaikan Pengamat Pendidikan Satria DharmaDia meminta kepada MNuh bisa gentle mengakui fakta tersebut meski tidak mempengaruhi hasil ujianDia juga berharap Mendiknas tidak berjalan mundur dalam menyelesaikan kasus itu"Buat apa menunjukkan data seperti itu," katanya.
Dia beralasan, pelakunya sudah mengakui ada sontek massalBegitu juga dengan kepala sekolah yang akhirnya mengakui adanya kecurangan itu termasuk temuan tim inspektorat pemkot Surabaya"Yang tidak terbukti cuma satuBahwa sontekan tersebut tidak berhasil," tandasnya.Dia menyarankan agar ada evaluasi menyeluruh soal UNSebab, system ujian tersebut sudah terbukti terus dicurangiJika tidak di evaluasi, hal itu bisa memalukan Indonesia karena kasus yang mencuat juga diakses beberapa warga internasional(dim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UMB-PT Hanya Dijatah 40 Persen Kursi
Redaktur : Tim Redaksi