Menegangkan! Pak Jokowi Tolak Pakai Rompi Antipeluru

Rabu, 31 Januari 2018 – 17:14 WIB
Presiden Joko Widodo saat kunker ke Afghanistan. Foto: Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Kisah perjalanan Presiden Joko Widodo atau Pak Jokowi saat kunjungan kerja ke Afghanistan diwarnai banyak cerita menegangkan. Itu karena di negara yang dipimpin Presiden Mohammad Ashraf Ghani, kelompok Taliban kembali aktif melancarkan serangan.

Nah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung pun menceritakan kembali perjalanan Pak Jokowi selama di Kabul, ibu kota Afghanistan, saat ditemui wartawan di kompleks Istana Negara Jakarta, Rabu (31/1).

BACA JUGA: Pramono: Pak Jokowi jadi Imam Salat Bukan Pencitraan

Selain soal Jokowi menjadi imam, Pram -sapaan Pramono juga berkisah mengenai bagaimana sebenarnya pengamanan yang disiapkan untuk Presiden RI kedua setelah Soekarno yang berkunjung ke negara itu.

"Saya selalu berkonsultasi dengan presiden karena memang di Afghanistan sedang terjadi peledakan yang bertubi-tubi. Selama satu minggu itu bahkan sebelum Presiden Jokowi mendarat pada pagi hari ada serangan di akademi militer yang membawa korban beberapa orang," ungkap Pram.

BACA JUGA: Jadi Imam Salat, Pak Jokowi: Apa sih yang Diramaikan?

Dalam rangkaian kunjungan Jokowi ke lima negara itu, lanjut Pram, dia selalalu melaporkan kepada Pak Jokowi mengenai kondisi dan laporan intelijen soal kondisi di Afghanistan.

Namun demikian mantan gubernur DKI Jakarta itu tetap bersikukuh datang ke sana. "Presiden menyampaikan bahwa saya akan berkunjung ke Afghanistan dengan kondisi apa pun. Dan untuk itu tentunya kami tetap memberikan informasi dan beliau sudah memutuskan, beliau hanya menyampaikan, sudahlah, bismillah saya akan berkunjung ke Afghanistan," tutur Pram menirukan tekad Jokowi.

BACA JUGA: Soal Pj Gubernur, Pak Jokowi Heran kok Banyak yang Suuzan

Intinya kunjungan tersebut sudah terjadi dan Jokowi berada di Kabul sekitar enam jam. Pramono juga mengungkap pengamanan yang diberikan pemerintah Afghanistan pada suami Iriana itu dan rombongan.

Salah satunya mobil lapis baja yang batal digunakan. "Semua rombongan dan Presiden tidak jadi menggunakan kendaraan lapis baja. Presiden tetap menggunakan kendaraan yang disediakan oleh pemerintah Afghanistan. Dalam hal ini mobil Mercy yang tentunya antipeluru," jelasnya.

Perjalanan dari bandara ke lokasi Istana Presiden Agr memang tidak terlalu jauh, cuma sekitar sepuluh menit dengan jarak tempuh sekira 5,8 kilometer. Tapi, kata Pram, di sepanjang jalan memang beton dan dipagari alat lapis berat.

"Ada dua helikopter di atas, ada dua balon udara yang memantau dan sebagainya," tukas dia.

Satu lagi yang tidak lazim diungkap politikus PDI Perjuangan itu adalah soal pemakaian rompi antipeluru untuk presiden dan rombongan. Itu terjadi di Istana Agr, sebelum rombongan bersiap menuju bandara untuk meninggalkan Kabul dan pulang ke Tanah Air.

"Saya, menlu, sekretaris pribadi bahkan juga Pak Teten semuanya sudah siap-siap dengan rompi antipeluru. Tetapi begitu Presiden tidak berkenan memakai rompi antipeluru kami semua melepas rompi antipeluru. yang memakai hanya Paspampres," ujar mantan politikus Senayan itu.

Saat ditanya alasan Jokowi ogah mengenakan rompi antipeluru, Pram menyebutkan bahwa Presiden menghormati penyambutan yang dilakukan oleh pemerintah Afghanistan. Hanya saja Jokowi biasanya memang tidak bersedia menggunakannya.

"Sehingga karena Presiden tidak menggunakan, para menteri dan rombongan tidak ada satu pun yang menggunakan kecuali Paspampres, Dangrup A, dan Paspampres yang melekat ke presiden," pungkasnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Johan: Pak Jokowi Sering lo jadi Imam


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler