Pramono: Pak Jokowi jadi Imam Salat Bukan Pencitraan

Rabu, 31 Januari 2018 – 16:35 WIB
Pramono Anung. Foto: M. Fathra

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo menegaskan tindakan Presiden Joko Widodo menjadi imam ketika kunjungan kerja ke Afghanistan, tidak ada kaitannya dengan pencitraan.

Menurut Pramono dua peristiwa yang sekarang berkembang terkait hal ini adalah pertama salat zuhur yang imamnya Imam Besar Afghanistan. Kedua, salat jamak asar diimami Presiden yang akrab disapa dengan panggilan Jokowi.

BACA JUGA: Jadi Imam Salat, Pak Jokowi: Apa sih yang Diramaikan?

"Dan Pak Jokowi jadi imam ini enggak ada hubungannya dengan urusan pencitraan. Nggak ada. Saya termasuk yang sering mengikuti presiden, di mana pun kalau bisa salat beliau pasti salat," ujar Pramono di kompleks Istana Negara, Jakarta pada Rabu (31/1).

Peristiwa salat zuhur dilanjutkan salat jamak asar tersebut terjadi setelah selesai pertemuan bilateral. Bahkan sebelum salat, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dengan Jokowi sempat bertukar serban dan kopiah sebelum salat.

BACA JUGA: Soal Pj Gubernur, Pak Jokowi Heran kok Banyak yang Suuzan

"Setelah selesai salam, salat zuhur selesai, presiden meminta izin kepada Presiden Afghanistan dan imam besar untuk melakukan salat jamak asar takdim," tutur Pramono.

Sebelum bertindak menjadi imam pun, tambahnya, Jokowi terlebih dahulu mempersilakan dubes ataupun yang lain, tuan rumah untuk menjadi imam. Namun Ghani dan yang lain ketika itu mempersilakan kepada Presiden Ketujuh RI menjadi imam.

BACA JUGA: Pencitraan atau Bukan, Urusan Jokowi dan Tuhan

"Jadi presiden memimpin imam untuk salat jamak asar dua rakaat, dan setelah itu sampai selesai salam," pungkasnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Johan: Pak Jokowi Sering lo jadi Imam


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler