Salah satu sasaran pengeboman Israel di perbatasan Mesir-Gaza (Palestina) adalah tempat-tempat yang diduga dipakai sebagai terowongan bawah tanah di RafahPadahal, terowongan itulah yang selama ini menjadi ''lubang angin'' yang membuat mereka bisa bernapas.
KARDONO SETYORAKHMADI, Rafah
KOTA Rafah memiliki kaitan sejarah ribuan tahun dengan Mesir
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (Tamat)
Bahkan, sejak zaman Firaun duluDalam perjalanan dari Kairo, ibu kota Mesir, ke Rafah sejauh 400 kilometer melewati Gurun Sinai, Noor, sopir taksi yang mengantarkan kami, sering menggerutu tentang sikap pemerintahnya yang ''tutup mata'' menghadapi krisis Gaza.
Jalur Gaza adalah kawasan yang terisolasi dari dunia luar karena wilayah darat, laut, dan udaranya dikontrol ketat oleh Israel
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (4)
Satu-satunya perbatasan yang memungkinkan ke dunia luar adalah Rafah yang berbatasan dengan MesirBACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (3)
Lainnya berbatasan dengan wilayah Israel.Sayangnya, saat Israel menggempur habis-habisan Gaza, warga sipil yang sebelum perang sudah menderita akibat sulitnya mendapat bahan makanan tetap tak bisa lari ke MesirSebab, pintu perbatasan Rafah tetap dikontrol ketat tentara Mesir.
Dalam keadaan seperti itu, terowongan rahasia yang menghubungkan Rafah-Palestina dengan Rafah-Mesir bisa sedikit membantu penduduk Gaza bertahan hidup.
Sebelum perang meletus, ada banyak anfaq (sebutan warga lokal tentang terowongan) yang tersebar di sepanjang perbatasan Mesir-Palestina.
''Tiap warga Rafah, terutama di sepanjang perbatasan, pasti tahu mengenai anfaq,'' kata Noor''Hanya, apakah masih berfungsi atau tidak, kurang tahuSekitar sebulan lalu, saya dengar sudah banyak yang ditutup polisi,'' tambahnya.
Rafah yang pada era Firaun dulu disebut sebagai Robihwa adalah kota tunggalNamun, pasca perjanjian damai Camp David antara Israel dengan Mesir pada 1979, kota itu terbelah menjadi duaSatu-satunya pintu penghubung yang memisahkan kedua kota adalah sebuah tembok sepanjang 12 kilometer dan satu pintu imigrasi.
Sebagian tembok atau makbar Rafah (gerbang Rafah, Red) itu pernah dijebol oleh Hamas pada Januari 2008Saat itu, ratusan ribu warga Gaza (dengan pertimbangan kemanusiaan diizinkan Mesir) menghambur ke wilayah Mesir untuk membeli makanan dan sembako.
Namun, pada perang kali ini, ''kebijakan'' pemerintah Mesir berubahTak ingin masalah Israel-Hamas merambat ke wilayahnya, pemerintah negara yang punya hubungan diplomatik dengan Israel di bawah Presiden Hosni Mubarak malah menjaga ketat perbatasan.
Akibatnya, Jalur Gaza tak ubahnya penjara besarPenduduk yang terjebak tak bisa ke mana-manaBahkan, dalam agresi kali ini, tak ada satu pun pengungsi -khususnya orang tua, wanita, dan anak-anak- yang bisa menyelamatkan diri ke Mesir.
Sejak Israel meninggalkan Gaza secara sepihak pada 2005, terowongan atau anfaq itu menjadi medium perlawanan ''bawah tanah'' atau klandestin bagi warga PalestinaDari sanalah diduga bahan makanan ''diselundupkan'' dari Mesir ke wilayahnya.
Menurut Ibrahim, salah seorang penduduk Rafah di Mesir, anfaq itu muncul sejak 2006''Sejak Hamas memenangi pemilu dan kemudian (Gaza) diembargo Israel,'' kata sarjana lulusan Al-Azhar University, Kairo, yang saat itu menjadi penerjemah Jawa Pos tersebut.
Ibrahim memperkirakan, jumlah ''lubang tikus'' yang digali secara manual menggunakan alat-alat sederhana mencapai ratusan''Sekitar 300 buah mungkin,'' katanyaSaya sempat tak percaya dan mempertanyakan lagi tentang jumlah terowongan itu''Ya, sekitar 300,'' jawabnya lagi.
Sepintas memang sulit dipercaya, perbatasan sepanjang 12 kilometer tersebut memiliki mulut terowongan sebanyak ituTapi, mengingat ada area ''kosong'' berupa perkebunan seluas 10 hektare di perbatasan, memang masuk akal juga.
Di mana letak anfaq-anfaq itu? Ibrahim lalu mengalihkan pandangannya ke arah perkebunan di kiri-kanan jalan aspal yang menghubungkan Mesir-Palestina sekitar makbar Rafah''Ya di kawasan seluas ituTapi, semua kini telah ditutup polisi,'' katanya.
Namun, ketika ditanya letak persisnya, Ibrahim langsung berkata tidak''La, la, (tidak, tidak, Red),'' ucapnya.
Karena tidak mungkin mendapat keterangan di area makbar Rafah, saya memutuskan menjelajahi dan menelusuri jalan makadam yang banyak ditumbuhi kaktus masuk ke areal perkebunan.
Dari kejauhan memang terlihat sejumlah rumah wargaNamun, reaksi sejumlah warga yang ditemui Jawa Pos malah ketakutan''Anda polisi?'' ujar Ali, salah seorang warga setempat dalam bahasa ArabDia tampak menoleh ke kanan-kiri ketika saya bertanya soal anfaq.
''LaAnna sahafi, la syurthohAnna minal Indunisiy (BukanSaya wartawan, bukan polisiSaya dari Indonesia),'' jawab saya mengenalkan diri dengan bahasa Arab berlepotan.
Dia kemudian terus berbicara dalam bahasa Arab panjang yang tidak saya pahami artinyaNamun, dari gerak tubuhnya, dia meminta saya tak lagi bicara soal anfaqDua warga lainnya yang saya temui menunjukkan reaksi serupaJawaban ''la, la'' langsung terlontar dari mulut mereka ketika saya tanya soal anfaq.
Saya makin penasaran sajaMasak ada 300 mulut terowongan, tapi saya tak menemukan satu pun?
Baru belakangan saya tahu mengapa banyak warga yang tutup mulut saat ditanyaTampaknya, sejak bulan lalu pemerintah Mesir sangat proaktif menutup anfaq-anfaq ituSelain menangkap warga yang dicurigai, intel-intel polisi terus berkeliaran mengawasi aktivitas di sekitar terowongan.
Mesir memang seperti Indonesia saat Orde Baru duluJuluran tangan kekuasaan terasa hingga ke bawahApalagi, Rafah-Mesir merupakan kawasan yang diawasai ketat oleh militer(bersambung)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (2)
Redaktur : Tim Redaksi