jpnn.com - PAYAKUMBUH – Kehebohan terjadi di Rumah Potong Hewan (RPH) Ibuah, Kota Payakumbuh, Sumbar, Rabu (28/9).
Belasan tukang jagal di sana kaget, karena menemukan seekor anak kerbau berkepala dua, dalam kondisi tidak bernyawa.
BACA JUGA: MANTAP! Bu Risma Masuk Survei Cagub Jatim
"Tadi pagi, ada seekor induk kerbau yang dibantai di sini. Induk kerbau seberat 190 kilogram tersebut, ternyata mengandung anak kerbau berkepala dua," kata Hendri, seorang tukang jagal di RPH Ibuah kepada wartawan.
Hendri menyebut, induk kerbau yang mengandung anak berkepala dua itu, awalnnya dibeli toke daging bernama Otok,52, dari warga yang tinggal di kawasan Batuhampar, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota.
BACA JUGA: Edan! Bupati Subang Ternyata Tukang Palak, Ini Buktinya
"Induk kerbau itu dibeli Otok Selasa sore (27/9)," kata Hendri.
Kuat dugaan, saat dijual pemiliknya, induk kerbau tersebut, dalam keadaan lemas dan tidak mampu mengejan anak. Agar tidak mati sia-sia, induk kerbau itu akhirnya dijual kepada Otok.
BACA JUGA: Gara-gara Rp 600 Ribu, Bayi Diculik dan Disandera
"Kondisi induk kerbau itu memang sudah wajib sembelih. Karena anaknya, sudah keluar sebagian (dari perut)," kata Hendri.
Begitu disemblih Otok, di dalam rahim induk kerbau tersebut, memang ditemukan anak kerbau berkelamin jantan dalam kondisi tidak bernyawa, tapi memiliki dua kepala.
"Otok dan kawan-kawan yang lain kemudian membawa anak kerbau berkepala dua yang sudah tidak bernyawa itu ke Dinas Peternakan. Tujuannya untuk pengawetan. Cuma itu orang dinas, kabarnya minta uang pula Rp10 juta, untuk biaya pengawetan," tutur Hendri.
Sampai tadi malam, belum diketahui, apakah anak kerbau berkepala dua itu jadi diawetkan atau tidak.
Namun, peristiwa penemuan kerbau berkepala dua ini bukanlah kali pertama terjadi di Sumatera Barat.
Pada 15 Januari 2009 lalu, pernah ditemukan pula anak kerbau berkepala dua di Ampek Angke, Agam.
Sementara di Museum Baanjuang yang berada dalam komplek Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, Bukittinggi, juga terdapat beberapa awetan binatang, dengan kondisi fisik yang langka, seperti kerbau berkepala dua yang lahir tahun 1877 dan sempat hidup selama 24 jam.
Selain itu, di komplek Binatang Bukittinggi tersebut, juga ada awetan kambing berwajah dua yang lahir di Kabupaten Limapuluh Kota pada 1989 silam.
Kemudian, ada pula awaten anak kerbau berkaki delapan. Konon, anak kerbau tersebut lahir di Sungaisariak, Padangpariaman, 1978 silam. (frv/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalasenastri AAL Sosialisasi Pencegahan Kanker Serviks
Redaktur : Tim Redaksi