Mengaku Setor Dana ke Kanjeng Sampai Rp 20 M

Kamis, 09 Oktober 2014 – 23:02 WIB
Mengaku Setor Dana ke Kanjeng Sampai Rp 20 M. Foto: IST

jpnn.com - MAKASSAR — Terkuaknya jaringan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Sulsel membuat pengikutnya was-was. Salah satu pengikut Kanjeng, bahkan mengaku menyetor dana Rp 20 miliar secara bertahap.

Salah satunya,  pengusaha tanah, Najmiah Muin. Usai menerima kabar dari Makassar, Najmiah yang berada di Jakarta langsung bertolak ke Probolinggo, Jawa Timur, Rabu, 8 Oktober. Ia hendak menemui langsung Dimas Kanjeng di padepokannya.

BACA JUGA: Gubernur Sulsel Minta Polisi Usut Penggandaan Uang

Informasi tersebut disampaikan orang kepercayaan Najmiah Muin. Kepada FAJAR (Grup JPNN.com), orang tersebut mengaku, jika Najmiah sangat terusik.

“Bunda (panggilan Najmiah, red) itu sangat risih dengan orang yang menjelek-jelekkan Kanjeng. Selama ini Kanjeng sudah menolong banyak orang, kok difitnah,” ujar Najmiah.

BACA JUGA: Kasus Gandakan Uang Merebak, Polisi Bergerak

Orang itu pun membeberkan banyak hal. Termasuk menampik nilai uang yang telah disetor Najmiah ke Kanjeng. Ia membantah jika uang Najmiah yang disetor mencapai Rp60 miliar. Menurutnya, Najmiah selama ini memang memberikan uang untuk kepentingan perbaikan lapangan Padepokan Kanjeng di Probolinggo.

Justru, menurutnya, Najmiah telah menerima lebih banyak uang dari Kanjeng. Pasalnya uang kemaslahatan yang dijanjikan Kanjeng kepada semua orang sudah didapatkan Najmiah.

BACA JUGA: Disebut Pemeras, Anggota Dewan Berang

Sesuai aturannya, uang kemaslahan yang diakui turun langsung dari “Sang Pencipta” tersebut selain dimanfaatkan pribadi, juga untuk orang miskin.

“Di Sulsel masih banyak orang miskin. Kita semua tahu sendiri, Bunda banyak memberi bantuan. Baik uang atau pun beras,” lanjutnya.

Informasi yang diterima dari orang tersebut, Najmiah menjadi santri Kanjeng sejak setahun lalu. Berbeda dengan santri lain, sosok Najmiah begitu istimewa bagi Kanjeng. Bahkan Kanjeng, kata dia,  menganggap Najmiah sebagai bundanya.

Orang kepercayaan Najmiah itu pun termasuk santri. Hanya memang, ia mengaku belum pernah terima uang kemaslahan yang dijanjikan. Meski begitu, setiap kali ke Probolinggo mengikuti istighosah atau pertemuan ia selalu mendapat uang jalan dari Kanjeng.

Jumlahnya beragam. Kadang Rp 3 juta hingga Rp 5 juta. Katanya, uang tersebut adalah yang keluar langsung dari tangan Kanjeng yang dibagi rata.

Informasi yang dihimpun, Najmiah menemui Kanjeng ditemani anaknya, Muhyina Muin. Hanya saja ketika dikonfirmasi, mantan calon Wali Kota Makassar itu mengaku sibuk. Ia meminta dikonfirmasi kembali dua jam kemudian. Namun, ketika dihubungi ulang, ia tidak lagi menjawab panggilan telepon.

Terpisah, seorang pengusaha berinisial FI  berani membeberkan tindakan Kanjeng setelah membaca headline FAJAR (Grup JPNN.com) edisi 8 Oktober. Ia mengaku sudah tidak sepaham dengan Kanjeng setelah berkonsultasi dengan ketua MUI Sulsel, AGH Sanusi Baco. “Kita dijanji kalau setor semiliar bisa jadi satu triliun. Ustaz bilang jangan percaya, itu sesat,” katanya.

Namun sayang, istri FI seperti terhipnotis sehingga tergiur. Apalagi setelah Kanjeng memberikan uang tunai sekitar Rp3 miliar kepada istrinya.

“Saya sendiri yang bawa uang itu sama sopir Kanjeng. Saya juga heran kenapa uangnya bisa cepat cair,” bebernya.

Sejak itu istrinya semakin percaya dengan Kanjeng sehingga tak ragu menyetor lebih banyak uang. “Jumlahnya sekitar Rp20 miliar, disetor beberapa kali sejak Februari lalu, sampai sekarang uangnya tidak kembali,” jelasnnya.

Tak hanya itu, Kanjeng berpesan agar uang pemberian sebanyak Rp 3 miliar tidak digunakan untuk hal-hal buruk. Jika dilanggar, katanya, bisa lumpuh. Berniat mengetes, FI kemudian menggunakan uang tersebut ke salah satu panti pijat di Makassar dan membelikan minuman keras untuk beberapa preman. Namun, tidak terjadi apa-apa padanya.

FI juga membenarkan beberapa tokoh dan pejabat besar pernah ditemui di Probolinggo. Termasuk beberapa pejabat kepolisian di Sulsel. Itu ditemui FI di Probolinggo Februari hingga Maret. “Tapi semuanya batal ikut nyantri,”  tandasnya.

Namun santri Kanjeng lainnya bernama Siraj, tetap membela Kanjeng. Ia menyebut Kanjeng sebagai maha gurunya.

Menurutnya, menjadi santri Kanjeng membutuhkan kesabaran luar biasa. Siraj tak menyebut sudah berapa banyak uang yang ia setor.

“Dana suci yang dijanjikan Kanjeng harus pakai kesabaran tingkat tinggi. Sama halnya mau jadi sarjana. Harus kuliah 4 atau 5 tahun,” kata Siraj yang mengaku santri tim siluman Kanjeng di Makassar melalui pesan singkatnya. (fajar/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Memberi Tauladan Lebih Bermakna daripada Seribu Kali Berbicara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler