Mengantar J-Rocks Masuk Dapur Rekaman Abbey Road Studio, London (1)

Berpose ala Beatles di Zebra Cross Terpopuler di Inggris

Kamis, 23 Oktober 2008 – 09:33 WIB

The Beatles dan Obbey Road Studio ibarat dua sisi dari mata uangPada 1962-1970 John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr, melahirkan lebih dari 200 lagu di studio London tersebut

BACA JUGA: Dua Anaknya Dinamai Seperti Nama Pesawat

J-Rocks menjadi grup band pertama Indonesia yang rekaman di sana


Laporan ISHAQ BAHRI

BACA JUGA: Terbang setelah Delapan Tahun Gantung Ijazah di Kamar



CUACA Kota London di pertengahan Oktober seperti wajah wanita: suka berubah
Kemarin cerah-bersahabat, hari ini berkabut-gerimis

BACA JUGA: Istri Kedua 12 Tahun, Langsung Ditunjuk Jadi GM

Daun-daun pun mulai berguguran di Hyde Park karena kedinginanAbbey House yang bersebelahan dengan Abbey Road Studio tampak seperti rumah tak berpenghuni karena halamannya dipenuhi daun kering

Minggu (12/10) pagi sekitar pukul 07.00 waktu London, rombongan J-Rocks, termasuk Jawa Pos, baru tiba di Abbey RoadUdara sangat dinginMenurut ramalan cuaca di TV BBC I, suhu Kota London dan sekitarnya mencapai 14 derajat CelsiusTapi, pada malam hari bisa drop hingga 7 derajat Celsius.

Kami ber-16 orang tidak datang bersamaanAwak J-Rocks dan kru tiba lebih awal dengan taksiMereka rupanya sudah tidak sabar untuk segera melihat dan menjadi bagian dari sejarah studio rekaman paling sohor sejagat ituSaya sendiri bersama lima teman lain memilih naik tube karena ingin merasakan sensasi salah satu kereta bawah tanah tertua di Eropa itu.

Dari The Cumberland Hotel, kami berjalan kaki sekitar 300 meter menuju stasiun underground Marble ArchDi sana kami membeli tiket tube mingguan dengan harga 25 pounds per tiket (1 pound = Rp 16.000)Tiket yang diberi nama Oyster itu bisa digunakan berulang-ulang (tanpa batas) selama sepekanBukan hanya untuk naik tube, tapi juga bus di seantero London

Itu artinya kita bebas berkeliling menyusuri lika-liku Kota London selama seminggu dengan murah meriahNamun, London sebagai salah satu pusat mode di dunia, lebih asyik dijelajahi dengan berjalan kakiKita bisa cuci mata dengan puas karena jalan-jalan utama di ibu kota Inggris itu tak ubahnya cat walkMau belanja, mulai yang murah hingga termahal, tersedia.

Memang, naik tube lebih lamaSebab, kita harus berganti-ganti keretaBelum lagi, bila tiba-tiba ada jalur yang ditutup karena alasan perbaikanItu yang kami alami ketika jalur Jubelee ditutupKami pun harus mencari jalur alternatifAkhirnya kami memilih naik bus.

Untuk ke Abbey Road, normalnya kami harus naik tube dari Marble Arch ke Bond Street, lalu ganti tube tujuan Baker Street, dan turun di Stasiun John's Wood, sekitar 300 meter dari Abbey Road StudioAsyiknya lagi, di sekitar Stasiun John's Wood ada Beatles Coffee Shop, yang menjual segala macam barang yang berhubungan dengan grup legendaris tersebut

Setibanya di Abbey Road, saya merasa sedikit ''kecewa'' karena tidak melihat bangunan megah sebuah perusahaan rekaman kelas dunia seperti yang saya bayangkanStudio terkenal tempat lagu-lagu The Beatles direkam, tempat Pink Floyd, Oasis, dan Radiohead berkaryaTempat ilustrasi musik dalam film Lord of The Rings, Star Wars, Indiana Jones, dan Harry Potter digarap.

Dari luar, bahkan Abbey Road Studio tak tampak seperti perusahaan rekamanApalagi, tak ada tulisan ''studio'' di belakang nama Abbey Road yang tercetak di atas pintu utama bangunan ituTulisan EMI, nama perusahaan rekaman yang menaunginya, yang pada awal kehadirannya (1931), tercetak di belakang kata Abbey Road, kini tidak adaMungkin semua itu sudah tidak diperlukan lagiSebab, tanpa embel-embel ''studio'' atau ''EMI'', orang sudah tahu apa itu Abbey Road.

Arsitektur bangunan Abbey Road Studio juga tak lebih menonjol dibanding bangunan-bangunan lain di sekitarnyaBahkan, secara fisik Abbey Road Studio kelihatan lebih bersahajaOrang mungkin bisa mengenali Abbey Road sebagai perusahaan recording karena di halamannya sering ada truk melakukan bongkar muat alat-alat musik kebutuhan musisi yang sedang rekaman.

Tanda khusus lain yang membuat Abbey Road Studio kelihatan berbeda dengan bangunan sekitarnya adalah kerumunan orang di zebra cross (crossing) dan tembok pagar Abbey Road yang penuh dengan coretan.

Ya, itu lantaran Abbey Road Studio kini memang bukan lagi sekadar studio rekamanTempat itu telah menjelma menjadi salah satu ikon pariwisata Kota LondonMeski tak seramai London Tower atau Jalan Oxford (pusat wisata belanja), Abbey Road tak pernah sepi pelancong

Keinginan mereka pun sederhana: sekadar ingin menyeberang di zebra cross Abbey Road yang amat tersohor ituTentu saja sambil mengabadikan diri dengan kameraTak terkecuali empat awak J-RocksAnton (drum), Sony (gitar), Wima (bas), dan Iman (vokal/gitar) juga merekonstruksi adegan yang pernah dijadikan gambar sampul album The Beatles berjudul Abbey Road (1969) itu

Empat anggota J-Rocks berpose ala John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr saat menyeberang di zebra cross Abbey RoadAgar berbau Indonesia, mereka tidak memakai jaket atau jas seperti para personel The Beatles, melainkan baju putih lengan pendek dipadu garis-garis batik, kostum untuk foto yang sudah dipersiapkan dari Indonesia

Tentu saja, karena tergolong berpakaian minim, mereka harus berjuang melawan hawa dingin''Ayo, diulang lagiTadi belum pas," teriak Anya, istri Sigit, manajer J-RocksMereka harus mengulang adegan itu berkali-kali sambil menunggu arus lalu lintas sepi atau lampu untuk penyeberang menyala

J-Rocks dan kawan-kawan tampaknya memang tak mau menyiakan-siakan peluang emas (rekaman di Abbey Road Studio London) yang mereka raih setelah menjuarai A Mild Live Soundrenaline 2008Selain merekam lagu, mereka membikin klip video dan merancang cover single yang diberi tajuk Falling in Love itu.

Namun, J-Rocks bukan satu-satunya yang merekonstruksi sampul album Abbey Road tersebut''Ratusan ribu orang dari seluruh penjuru dunia yang berkunjung ke London menyempatkan diri berfoto di crossing (zebra cross, Red) itu,'' kata Laura, gadis penjaga Beatles Coffee Shop.

Laura mungkin asal sebut angkaSebab, pengunjung Abbey Road memang sulit dihitung karena orang tidak diharuskan membeli tiketNamun, angka itu juga masuk akalSebab, dalam pengamatan Jawa Pos, hanya dalam tempo sekitar 30 menit, belasan orang saling bergantian berfoto ria di sana''Kalau di Indonesia, pasti sudah banyak tukang foto keliling,'' seloroh seorang teman.

Para pengunjung itu tak hanya difoto temannya saat menyeberangi zebra cross, tapi ada juga yang nekat berpose tidur-tiduran di aspalDan, tingkah polah para fans The Beatles itu tak ubahnya menantang bahayaSebab, zebra cross yang berada persimpangan Abbey Road dan Grove End Road itu termasuk jalur yang ramai kendaraan

Terbukti, Kamis (16/10) seorang laki-laki tertabrak mobil Mercedes dan diangkut ambulans ke rumah sakitJiwanya selamat, tapi lukanya cukup parahNamun, peristiwa itu seolah tak meninggalkan pesan apa-apa, karena setelah itu orang-orang tetap berfoto di zebra cross tersebut.

Sebenarnya, untuk menyaksikan apa yang terjadi di sekitar zebra cross paling terkenal seantero Inggris Raya itu, orang tak harus datang ke Abbey RoadCukup dengan membuka website Abbey Road Studio, orang bisa menyaksikan Live from Abbey Road, yang menayangkan secara langsung apa pun yang terjadi di sana.

Zebra cross itu bukan ''atraksi'' satu-satunya yang bisa dilakukan para penggila The BeatlesPengunjung juga bisa menumpahkan segala uneg-unegnya di tembok pagar Abbey Road StudioMereka bebas mencorat-coret tembok dengan spidolItu pula yang membedakan Abbey Road Studio dengan bangunan lain di sekitarnya

Di tembok itu kita bisa melihat siapa saja yang pernah datang, dari mana asalnya, dan apa yang mereka ungkapkanMereka mengungkapkan kecintaan kepada The Beatles atau kepada sang kekasihMereka datang dari Meksiko, Argentina, Amerika Serikat, Spanyol, Jerman, dan masih banyak lagiKarena itu, bahasa yang digunakan juga tak selalu bahasa Inggris

''Jika sudah penuh, biasanya tembok dicat lagiWaktunya bisa dua minggu sekali, atau bahkan satu bulan,'' kata Peter Smith, seorang pekerja di Abbey Road Studio.

Dari coretan-coretan itu bisa dilihat bahwa pengunjung dari Asia terbanyak dari JepangItu tidak aneh karena John Lennon memang mendapat tempat khusus di hati banyak orang JepangSebab, dedengkot The Beatles itu menikahi Yoko Ono, seorang wanita JepangPernikahan mereka langgeng hingga John Lennon tewas secara tragis karena ditembak seorang penggemar ''gilanya'' di New York, Amerika Serikat

Selain zebra cross dan corat-coret tembok, pengunjung juga bisa berfoto di tangga pintu masuk Abbey Road StudioUntuk yang satu ini, para turis asing kebanyakan masih ragu-ragu karena harus memasuki properti orangMereka baru berani setelah melihat rombongan J-Rocks, yang nota bene orang asing (bukan bule lagi), ternyata nongkrong di halaman Abbey Road Studio

Saat ini baru jadi inspirasi orang untuk berfoto, siapa tahu nanti sepulang ke Indonesia J-Rocks bisa menjadi inspirasi bagi musisi tanah air lainnya untuk rekaman di Abbey RoadSiapa tahu? (bersambung)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Mahasiswa Transfer Palsu Fakultas Kedokteran Undip


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler