Mengapa Ferdy Sambo Hubungi Sosok Ini Setelah Kematian Yosua Tak Bisa Ditutupi?

Jumat, 12 Agustus 2022 – 10:04 WIB
Sejumlah personel Brimob bersenjata lengkap saat berjaga di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo, Jalan Saguling III, Komplek Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2022). Foto/dok : Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Dahlan Iskan mengungkap sosok yang dihubungi Irjen Ferdy Sambo setelah kematian Yosua Hutabarat alias Brigadir J diketahui wartawan media mainstream.

Cerita yang diperoleh kolumnis kondang itu dituangkan dalam tulisan Disway edisi Jumat (12/8).

BACA JUGA: Inikah Sebab Media Telat Tahu soal Insiden di Rumah Ferdy Sambo?

Dalam tulisan itu Dahlan menjelaskan awal kematian Brigadir J terungkap ke publik setelah tercium oleh wartawan media mainstream di Jambi.

"Kalau tidak, bisa jadi peristiwa itu terkubur –mungkin untuk selama-lamanya," tulis Dahlan dalam tulisan berjudul Bintang Wanita.

BACA JUGA: Ucapan Malu Putri Sambo dan Konten 17 Tahun ke Atas, Hmmm

Konon, wartawan yang mengetahui kematian Brigadir J mengonfirmasinya kepada humas Polda Jambi.

Namun, karena polisi di daerah itu tidak mengetahui kejadiannya, pihak Polda Jambi pun bertanya ke Mabes Polri.

BACA JUGA: Pernyataan Irjen Ferdy Sambo Setelah Jadi Tersangka, Sebut Nama Kapolri Jenderal Listyo

Singkat cerita, Ferdy Sambo mengambil kesimpulan: berarti peristiwa Duren Tiga sudah diketahui media.

"Tidak bisa lagi ditutupi," sambung tulisan Dahlan.

Setelah itu disiapkanlah jawaban yang tepat untuk menjawab keingintahuan media tentang kematian Brigadir J.

Yang bisa membantu menyusun jawabannya harus orang yang memahami media.

Irjen Ferdy Sambo tidak sulit mencari orang yang punya kualifikasi dekat dengan media. Orang itu juga sosok yang aman dan tepercaya.

"Dia penasihat ahli Kapolri, bidang komunikasi publik," tulisan Dahlan.

BACA JUGA: Cara Dahlan Membaca Isyarat Mahfud MD soal Ferdy Sambo

"Maka Jenderal Sambo menelepon sang penasihat media: Fahmi Alamsyah," lanjut Dahlan.

Awalnya muncul berita Fahmilah yang diminta menyusun skenario jalannya peristiwa. Baiknya seperti apa. Agar bisa diterima logika media.

Belakangan Fahmi Alamsyah membuat klarifikasi, dia hanya diminta membuat draf press release.

"Sampai di sini kita belum bisa memastikan. Versi mana yang benar," tulisan Dahlan.

Kemudian, Dahlan juga belum tahu seberapa sama draf yang disusun Fahmi dibanding dengan keterangan pers yang dibacakan Kahumas Mabes Polri yang bersejarah itu. (disway/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler