Mengapa Saat Hujan Gerimis Perasaan Seseorang jadi Melankolis? Begini Penjelasan Psikolog

Senin, 18 November 2024 – 17:24 WIB
Hujan gerimis bisa membuat perasaan seseorang menjadi galau dan melankolis. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN com

jpnn.com - JAKARTA – Saat cuaca sedang hujan gerimis rintik-rintik, perasaan seseorang bisa tiba-tiba menjadi galau, sedih, hingga melankolis.

Psikolog klinis dari Universitas Indonesia (UI) A. Kasandra Putranto membeberkan sejumlah penyebab mengapa cuaca hujan dapat membuat perasaan seseorang bisa seperti itu.

BACA JUGA: Psikolog Kasandra Putranto: Perselingkuhan Membawa Dampak Negatif kepada Anak 

“Musim hujan memang dapat mempengaruhi suasana hati seseorang, dan ada banyak penelitian serta literatur psikologi yang telah membahas hubungan antara cuaca dan mood,” kata Kasandra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin (18/11).

Kasandra mengatakan paparan cahaya saat musim hujan mengalami penurunan secara signifikan.

BACA JUGA: Yuni Shara Dampingi Anak Nonton Film Dewasa, Kasandra Ingatkan Bahaya Besar

Situasi tersebut menyebabkan produksi serotonin dan neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan suasana hati jadi berkurang, sehingga dapat berkontribusi pada perasaan depresi atau melankolis.

Penyebab kedua, yakni karena kegiatan yang dilakukan menjadi terbatas dan mengurangi kesempatan seseorang untuk bersosialisasi dan berolahraga.

BACA JUGA: Universitas Indonesia Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia

Hal ini berdampak pada munculnya rasa kesepian dan kebosanan yang mendorong suasana hati jadi buruk.

Kemudian, hujan seringkali dikaitkan dengan suasana hati yang lebih gelap dan dingin. Kasandra menyebut suasana tersebut memicu timbulnya perasaan melankolis.

“Suasana yang tidak ceria ini dapat mempengaruhi cara seseorang merasakan dan memproses emosi mereka,” ujar dia.

Menurut Kasandra, persepsi individu yang berbeda dalam merespon cuaca, dapat memunculkan kenangan atau emosi tertentu yang dapat memperburuk suasana hati.

Potensi mengalami kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan pun juga dapat terjadi.

Orang yang sebelumnya sudah terkena penyakit mental mungkin lebih rentan terhadap perubahan cuaca dan suasana hati yang buruk saat musim hujan.

Korelasi kedua hal itu, katanya, disebabkan oleh beberapa faktor.

Misalnya, kurangnya paparan cahaya matahari, adanya asosiasi emosional, aktivitas yang terbatas hingga adanya gangguan afektif musiman (SAD) yang dapat diperburuk oleh cuaca hujan dan gelap.

“Ini adalah kondisi di mana perubahan musim, terutama saat musim dingin, menyebabkan depresi,” kata dia.

Guna mengatasi rasa sedih saat hujan tiba, Kasandra menyarankan agar masyarakat melakukan aktivitas yang dapat mengalihkan perhatian dari perasaan tersebut.

Membaca buku secara efektif dapat membantu melupakan perasaan sedih.

Dia menganjurkan agar buku yang dipilih memiliki genre yang disukai, sehingga pembaca akan lebih mudah menyelami ceritanya.

Hal yang sama juga berlaku pada film, pilihlah film atau serial yang menghibur dan dapat menjadi pelarian dari kenyataan agar suasana hati meningkat.

“Melakukan aktivitas fisik seperti yoga, pilates, atau aerobik di dalam ruangan dapat membantu meningkatkan endorfin dan mengurangi perasaan sedih. Bisa juga dengan menggambar atau melukis, ini cara yang baik untuk mengekspresikan emosi dan mengalihkan perhatian,” ujar dia.

Aktivitas lain yang dapat dijadikan pilihan untuk melupakan rasa sedih adalah mendengarkan musik, memasak atau membuat kue, meditasi, berkebun dalam ruangan dan bermain permainan seperti permainan papan, video gim hingga teka-teki. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler