jpnn.com - SUMENEP – Hasil survey Forum Silaturrahmi Masyarakat Peduli Pemimpin Berkualitas (Simpintas) Sumenep menunjukkan, sekitar 58 persen warga yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Sumenep 2015 menunggu pemberian uang.
Dengan demikian, kata Koordinator Simpintas Sumenep Mohammad Saidi, dukungan pasangan calon bisa berubah pada menit-menit akhir. Sebab, kecenderungan masyarakat memilih paslon yang memberi uang, sangat tinggi.
BACA JUGA: Bukan Warga, Calon Wakil Bupati Tak Bisa Nyoblos
Pilihan masyarakat akan sangat mungkin berubah jika salah satu paslon bermain uang. ”Siapa pun yang berani memberi uang, dia akan menang,” katanya kemarin (8/12).
Masing-masing tim sukses paslon, baik Busyro-Fauzi maupun ZA-Eva, harus terfokus mengawal dan mengawasi para pendukungnya. Lengah sedikit, lanjut Saidi, bisa kecolongan dan kalah saat penghitungan hasil coblosan.
BACA JUGA: Mabes Polri Turunkan Bantuan di Titik Rawan Pilkada
Ketua Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Sumenep Moh. Amin menyatakan, fenomena serangan fajar sepertinya akan terjadi pada Pilkada 2015. Sebab, tahun ini Sumenep merupakan satu-satunya kabupaten yang menggelar pemilihan umum (pemilu) di Madura.
Para pejudi kelas kakap dari daerah luar daerah, ujar Amin, akan datang ke Sumenep. Nah, karena pejudi besar, mereka bakal melakukan apa saja agar menang. ”Misalnya, dengan memberi uang kepada masyarakat untuk memilih paslon jagoannya,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ini Pesan Ibas Jelang Hari Pencoblosan
Pejudi tidak sekadar mendongkrak suara paslon yang didukung, tapi juga berniat menggembosi suara lawan. ”Ulah para pejudi ini yang harus diwaspadai karena akan mengganggu kondusivitas pilkada,” ujarnya.
Amin menegaskan, panwaslih hanya bisa melakukan pengawasan. Pihaknya tidak bisa mengeksekusi bila terdapat pelanggaran pilkada di lapangan. Misalnya, politik uang dan permainan judi oleh pemain dari dalam maupun luar daerah. (pen/hud/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Kerahkan 35.079 Prajurit Lengkap Dengan Peralatan Tempur
Redaktur : Tim Redaksi