jpnn.com - TASIK – Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya, dari Januari hingga September 2016, sebanyak 60 kasus.
Jika ditotalkan sejak tahun 2004 tercatat sebanyak 405 orang yang menderita HIV/AIDS.
BACA JUGA: Waspadalah, 4 Warga Hulu Sungai Utara Terlibat ISIS
Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Wawan Wardiana menyebutkan, dari 60 penderita dari januari-September 2016 itu, 50 persen diantaranya adalah kaum homoseksual alias gay.
Sementara sisanya adalah masyarakat umum seperti ibu rumah tangga.
BACA JUGA: Pejabat Bank Mati Terlindas Truk, Istri Terpental, Jatuh Dari Jembatan
“Ada pergeseran trend, jika tahun 2015 paling banyak menyerang kaum heterosekual, namun di tahun 2016 bergeser ke kaum homosekual,” jelasnya kepada Radar Tasikmalaya (Jawa Pos Group).
Untuk itu, KPA langsung memfokuskan masalah penangan HIV/AIDS untuk kaum gay.
BACA JUGA: Ngeri! Guru Honorer Mati Ditusuk Berulang Kali di Depan Pacar
”Karena hasil penjangkauan jumlah LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) di Kota Tasikmalaya ini cukup tinggi jadi perlu penanganan serius,” terangnya.
Berdasarkan data terakhir, kata dia, menunjukkan jumlah gay di Kota Tasikmalaya mencapai 3.000 orang lebih.
Angka tersebut sangatlah mengejutkan. ”Namun perlu dicatat dari 3.000 orang itu 46 persen adalah orang Kota Tasikmalaya, namun sebagian lagi orang luar yang kebetulan singgah di sini,” jelasnya.
Dalam melakukan pendataan kaum gay, KPA biasanya bekerjasama dengan PKBI (Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia).
”Namun kadang sulit juga mendata para gay ini, karena mobilitas mereka tinggi atau suka berpergian jauh,” katanya.
KPA juga tidak akan berhenti melakukan sosialisasi ke masyarakat umum untuk waspada terhadap HIV/AIDS.
”Karena kami menangani keseluruhan golongan, tapi tahun ini kami lebih memperhatikan penanggulangan untuk kaum LGBT,” tandasnya.(den/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer Disuruh Jemput Anak Tetangga, Ternyata Berbuat tak Terpuji
Redaktur : Tim Redaksi