Mengejutkan! Pelaku Penembakan Brutal Veteran Perang Afghanistan

Minggu, 10 Juli 2016 – 06:20 WIB
ILustrasi Foto: AFP

jpnn.com - DALLAS – Tragedi penembakan brutal di Kota Dallas, Dallas County, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS), memicu protes antirasisme di sejumlah kota besar di Negeri Paman.

Pada Jumat waktu setempat (8/7), protes antirasisme juga dihadiri penyanyi rap, Snoop Dogg, di Kota New York, Negara Bagian New York. 

BACA JUGA: Gempar! Ditembak dari Jarak Dekat, Terbongkar berkat Medsos

Investigasi awal Kepolisian Dallas menyebutkan bahwa insiden yang merenggut nyawa lima polisi itu dilakukan oleh satu orang. 

Sebelumnya, polisi sempat mengungkapkan bahwa ada tim yang terdiri atas sekitar lima orang di balik penembakan tersebut. Mereka terdiri atas 2 penembak jitu dan 3 orang lain yang dibekuk polisi di pusat kota menjelang insiden itu. ”Pelaku bernama Micah Johnson,” ujar polisi dalam pernyataan tertulis.

BACA JUGA: Duta Indonesia Tetap Semangat Mengemban Misi PBB di Afrika

Pria 25 tahun tersebut tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya. Lajang yang pernah bergabung dengan militer dan bertugas dalam perang Afghanistan itu tinggal bersama ibunya di Kota Mesquite. Kota tersebut berjarak sekitar 20 kilometer dari Dallas. 

Kemarin (9/7) polisi merazia rumah Johnson dan berhasil menyita bahan-bahan pembuat bom dan sejumlah senjata. 

BACA JUGA: Ternyata Pelaku Bom Madinah itu Pecandu Narkoba

Berdasar keterangan dari orang-orang dekatnya, Johnson dikenal sebagai sosok yang suka menyendiri. Karena itu, tidak banyak yang tahu bahwa dia aktif berinteraksi dengan organisasi-organisasi radikal.

Antara lain, New Black Panther Party (NBPP) dan Nation of Islam. Dua kelompok tersebut aktif menyebarluaskan artikel dan tulisan-tulisan anti-Yahudi dan anti kulit putih. 

”Akun Facebook pelaku terhubung dengan organisasi-organisasi terlarang tersebut,’’ terang Southern Poverty Law Center, organisasi yang khusus mengawasi kelompok-kelompok radikal di AS. 

Di laman Facebook-nya, Johnson memajang fotonya yang memakai tunik ala Afrika dengan tangan terkepal ke atas. Bendera pan-Afrika berwarna merah, hitam, dan hijau menjadi latar belakang foto itu. 

Di sela baku tembak pada Kamis malam (7/7) hingga Jumat dini hari (8/7), Johnson menegaskan kepada polisi bahwa dirinya tidak tergabung dalam kelompok apa pun. 

Tetapi, belakangan, dia banyak berinteraksi melalui online dengan African American Defense League (AADL). Setelah penembakan kulit hitam oleh polisi di Kota Baton Rouge, Louisiana, dan Kota Minneapolis, Minnesota, AADL menyerukan balas dendam.

”Ini saatnya berkunjung ke Louisiana dan menggelar pesta barbeque di sana. Tujuan utama kita adalah menumpahkan darah para babi!” tulis AADL dalam posting-an yang diberi tanda like oleh Johnson.

Dalam negosiasi di sela baku tembak, Johnson juga mengaku sangat marah dengan penembakan dua warga kulit hitam oleh polisi kulit putih. Dia lantas bersumpah membalas perbuatan para polisi tersebut. 

”Tersangka menyatakan kemarahannya kepada kulit putih. Dua insiden di dua negara bagian berbeda itu membuat dia bertekad membunuh kulit putih. Terutama polisi kulit putih,” ungkap Kepala Polisi Dallas David Brown. 

Untuk menghentikan bergulirnya sentimen rasis dalam masyarakat, Wali Kota Dallas Mike Rawlings sengaja menggelar doa bersama untuk para korban. Dia mengimbau warga untuk move on.

”Kita tidak bisa berpaling dari fakta bahwa kota ini, negara bagian ini, dan bahkan negara ini masih harus terus berjuang melawan rasisme. Nyawa kulit hitam berharga. Demikian juga nyawa kulit putih dan nyawa kulit biru,” tegas Rawlings di hadapan warganya. Dia menyebut polisi sebagai kulit biru karena seragam mereka yang rata-rata berwarna biru. 

Sementara itu, unjuk rasa sebagai reaksi penembakan maut Dallas terjadi di beberapa kota besar AS pada Jumat lalu. Ribuan massa di Houston, New Orleans, Detroit, Baltimore, dan San Francisco menyerukan sikap antirasisme. Unjuk rasa berskala lebih besar terjadi di Kota Atlanta. Di sana massa sampai memblokade jalan raya utama. Kendati demikian, gelombang protes di enam kota tersebut berlangsung damai.

Snoop Dogg dan The Game pun terlibat dalam aksi protes di New York pada Jumat lalu. Unjuk rasa selama beberapa jam setelah polisi berhasil menguasai keadaan itu berlangsung di depan Kepolisian Los Angeles (LAPD). 

Dua pesohor kelahiran Los Angeles tersebut menyebutkan bahwa komunikasi yang tidak lancar antara polisi dan masyarakat menjadi penyebab utama merebaknya rasisme. ”Kita perlu berbicara,” kata Snoop Dogg. (AFP/Reuters/hep/c20/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Pelaku Bom di Madinah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler