Mengenal IMACE, Aplikasi yang Mempertemukan Pelaku Usaha Agribisnis dan Petani

Kamis, 01 Juli 2021 – 09:29 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo memperkenalkan IMACE (Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor pertanian, pihaknya telah menyiapkan inovasi berupa aplikasi peta potensi komoditas ekspor pertanian, Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export (IMACE).

Aplikasi itu dibuat untuk mempertemukan para pelaku usaha agribisnis dengan para petani di wilayah sentra komoditas unggulan.

BACA JUGA: Ditjen Hortikultura Kementan Kucurkan Bantuan Demi Menggenjot Produksi Bawang Putih

“Berbagai kemajuan digital menjadi peluang bagi hadirnya modernisasi aktivitas termasuk di sektor pertanian, dan kemajuan era ini harus kita manfaatkan,” kata Mentan SYL dihadapan tim independen penguji kompetisi inovasi pelayanan public, SINOVIK, pada hari Rabu (30/6) dari Ruang AWR, Kementerian Pertanian, Jakarta.

Mentan secara langsung mempresentasikan sekaligus melakukan wawancara dihadapan tim yang diketuai Prof. JB Kristiadi, Pakar Telematika.

BACA JUGA: Panen Cabai Rawit di Temanggung Melimpah, Kementan Pastikan Pasokan Iduladha Aman

Menurut Mentan jajarannya mendorong IMACE menjadi bagian penting, strategis, dan akseleratif untuk menghadirkan pertanian yang makin maju, mandiri dan modern.

Dia menegaskan pertanian ialah potensi bangsa, sehingga harus ditata dengan langkah yang jelas dan sistematis.

BACA JUGA: Kementan, Kemenkop-UKM, dan IPB Sepakati Pengembangan Pertanian Berbasis Korporasi

"Pemanfaatan digital media dapat digunakan agar informasi dan data pertanian dapat lebih mudah dan cepat untuk diakses," tambahnya.

Sebagai informasi, IMACE merupakan aplikasi digital yang dikembangkan oleh Badan Karantina Pertanian (Barantan) dan lolos menjadi salah satu 99 Top Inovasi dari Sinovik Tahun 2021 yang digelar Kementerian Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpanrb) dan maju pada tahap berikutnya.

IMACE, menyajikan informasi data ekspor pertanian secara komputasi waktu nyata atau real-time.

Selain itu, aplikasi ini juga menyajikan data pemetaan potensi komoditas pertanian ekspor di daerah sentra dan menjadi input dalam pemberdayaan masyarakat.

Untuk memudahkan penggunaannya, IMACE hadir dalam dua platform aplikasi yang berbasis situs web dan berbasis android yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

Pada awal pengembangan inovasi ini, ditujukan untuk mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian, GRATIEKS yakni program yang digagas Mentan SYL guna meningkatkan kinerja ekspor pertanian.

Dalam kurun waktu lebih dari satu tahun, aplikasi yang telah digunakan di 9 Provinsi ini telah dapat mendorong performa kinerja ekspor.
Bedasarkan data rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020 peningkatan ekspor pertanian tercatat sebesar 15,2 persen dibandingkan kinerja tahun sebelumnya.

Barantan juga mencatat adanya penambahan 1,300 eksportir baru serta 98 komoditas ekspor pertanian baru atau emerging product sebagai signifikasi dampak terbukanya akses informasi ekspor.

Nurjaman Moctar, salah satu tim independen menyampaikan bahwa dengan era 5G akan memberi dampak pada perdagangan termasuk produk pertanian secara online, untuk itu IMACE menjadi tepat dalam mengambil momentum ini.

“Selain itu, Kementan juga harus segera membangun ekosistem berdasarkan blockhain yang dikelola oleh Kementan,” ujarnya.

Sementara, tim independen lain, Rudiarto Sumarwono, Komisioner Aparatur Sipil Negara menyebutkan aplikasi IMACE harusnya dapat menjadi gerakan nasional.

“Ekosistem ini perlu kebijakan antar lintas entitas, sehingga harus didorong bersama, jadikan gerakan nasional,” kata Rudi.

Selanjutnya, tim penilai memberi masukan agar ke depan untuk dapat membentuk tim kajian agar IMACE dapat mendorong kepentingan yang lebih besar.

Kepala Barantan Bambang yang turut mendampingi dan pada saat yang sama juga menyampaikan bahwa pengembangan IMACE bukan semata-mata untuk memenangkan kompetisi Sinovik saja.

Namun pihaknya sangat terbuka dengan masukan.

“Arahan dan masukan pak Mentan dan tim independen akan kami jadikan acuan dalam pengembangan IMACE kedepan,” kata Bambang. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan   pertanian   ekspor   SYL   agribisnis  

Terpopuler