Panen Cabai Rawit di Temanggung Melimpah, Kementan Pastikan Pasokan Iduladha Aman

Senin, 28 Juni 2021 – 14:02 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan Ngadirejo ialah sentra kawasan cabai di lereng gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung yang akan segera panen. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mentan Syahrul Yasin Limpo mengingatkan jajarannya untuk bersatu padu menjadi garda terdepan dalam penyediaan pangan.

Mulai dari petani, dinas hingga pemerintah pusat harus bersinergi agar stabilitas pasokan tetap terjaga.

BACA JUGA: Bawang Merah dan Cabai Rawit Rubaru, Potensi Andalan Hortikultura Sumenep

Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan Ngadirejo ialah sentra kawasan sayuran di lereng gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung.

Di lokasi tersebut terdapat kampung cabai seluas 100 hektare.

BACA JUGA: Kementan Bakal Bangun Food Estate Berbasis Hortikultura di Pulau Jawa

Menurut Prihasto, puncak panen diperkirakan akan terjadi pada Juli mendatang.

"Diharapkan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat ketika Iduladha," ujar Prihasto seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (28/6).

BACA JUGA: Berasal dari Grobogan, Cabai Lokal Tembus Pasar Mancanegara

Salah satu anggota Kelompok Tani Muda Sejahtera, Anton mengatakan kenaikan harga rawit yang terjadi beberapa hari terakhir bukan karena tidak ada panenan.

"Hujan terus, jadi perubahan warna cabai dari hijau ke merah lebih lama. Biasanya pemetikan bisa dilakukan 4 hari sekali tapi jika hujan terus begini 5-7 hari sekali baru petik," ujar Anton.

Menurutnya, beberapa petani di wilayahnya menanam varietas lokal sendiri yang diberi nama dalem.

Cabai ini cocok lebih tahan hama patek dan busuk batang yang biasa menyerang saat musim hujan.

"Saat ini kondisi tanaman sehat meskipun intensitas hujan tinggi," ujar Anton.

Selain itu, lanjut Anton, cabai varietas dalem ini juga memiliki kualitas buah yang lebih awet umur simpannya. Pada suhu ruang, buah ini dapat bertahan hingga tujuh hari.

"Kulit buah yang tebal membuatnya lebih tahan dan tidak mudah rusak. Biji buahnya pun lebih padat sehingga kuantitas per kilonya lebih sedikit dibanding cabai rawit varietas lainnya. Jika perawatan intensif, produktivitasnya dapat mencapai 18 ton per hektare," terangnya.

Mendengar varietas baru yang dikembangkan petani, Dirjen Prihasto Setyanto mendukung untuk didaftarkan sesegera mungkin.

"Terkait varietas cabai yang ditanam petani, pada prinsipnya jika varietas tersebut banyak keunggulannya, segeralah dinas membantu mendaftarkan benih tersebut ke Balai Penelitian Sertifikasi Benih supaya dapat disertifikasi,'" tegas Prihasto. (jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler