Mengenal Kanker Serviks dan Bagaimana Penanganannya  

Jumat, 06 Maret 2020 – 21:22 WIB
Deteksi dini kanker serviks. Foto dok JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kanker Serviks merupakan pertumbuhan sel kanker yang tak terkontrol dalam tubuh. Kanker serviks yang berkembang pada serviks yang ada dalam uterus adalah kanker yang umum ditemukan pada wanita di Malaysia. Mungkin tidak hanya di Malaysia, akan tetapi semua wanita yang aktif secara seksual  berisiko terkena kanker serviks.

Kanker serviks disebabkan oleh virus yang disebut human papilloma virus (HPV). Infeksi HPV secara umum adalah infeksi menular seksual. Banyak kasus mengenai HPV disebabkan oleh aktivitas seksual baik berhubungan badan maupun tidak (oral, anal dan perlakuan tangan pada organ intim).

BACA JUGA: Ini 6 Cara Mencegah Kanker Serviks

Sebagian besar infeksi HPV tidak menunjukkan gejala fisik. Namun demikian, orang yang terkena infeksi ini bisa menyebabkan tumor ganas merupakan kanker pada serviks, anus, vulva dan vagina pada wanita jika tidak terdeteksi dan ditangani.

Setidaknya ada 170 tipe HPV, dari 10 tipe HPV yang berisiko tinggi untuk meningkat menjadi kanker. Infeksi yang terjadi terus menerus pada HPH dengan tipe risiko tinggi berkembang menjadi pra-kanker ganas dan penjalaran kanker. HPV tipe risiko tinggi adalah penyebab dari hampir semua kanker serviks. Diperkirakan 10% dari populasi perempuan Malaysia terkena infeksi HPV pada saat ini.

BACA JUGA: Kanker Serviks Bisa Dicegah


Dr Suresh Kumarasamy ( Dokter Spesialis Kanker Servick ) - Gleneagles Penang Hospital.

HPV 16 dan HPV 18 diketahui menjadi penyebab dari 70 persen kasus kanker serviks dan HPV 31, 33, 45, 52, dan 58 menjadi penyebab 20 persen kasus kanker serviks.

BACA JUGA: Cegah Kanker Serviks, Ganti Celana Dalam Setiap 4 Jam

Gejala  yang dirasakan jika terindikasi kanker serviks, yaitu rasa nyeri pada bagian abdomen bawah, rasa nyeri pada saat berhubungan badan, pendarahan pada vagina setelah berhubungan badan, pendarahan yang tak teratur antara periode menopause atau setelahnya, kondisi vagina yang berbau kurang sedap, berair hingga berdarah.

Kanker serviks bisa dicegah dengan cara vaksinasi. Selain itu metode screening juga bisa menjadi deteksi awal berkembangnya kanker serviks.

Pap smear

Deteksi awal tumor ganas dengan pap smear mencegah dari potensi kanker serviks. Tes pap smear merupakan prosedur sederhana di mana sampling sel dari serviks dipakai untuk mendeteksi ketidak wajaran/ kelainan. Prosedur ini efektif mendeteksi perubahan pada serviks sebelum kanker berkembang maupun saat ditemukan kanker sehingga memperbesar peluang hidup.

HPV Vaksin

Vaksin HPV dapat secara signifikan mengurangi risiko kanker serviks yaitu dengan pencegahan infeksi. Meskipun demikian vaksin tidak memproteksi perempuan yang sudah terkena HPV. Vaksin hanya berfungsi untuk melawan tipe HPV yang menjadi penyebab kanker serviks.

Prosedur pembedahan

Pra kanker serviks bisa secara efektif ditangani dengan Loop Electrosurgical Excision Prosedure (LEEP), yang merupakan cara simpel bedah lokal. LEEP dilakukan dengan menggunakan kabel loop kecil untuk menyingkirkan jaringan pra-kanker dengan demikian mencegah berkembangnya kanker serviks pada pasien. Beberapa pasien memerlukan pembedahan yang disebut cone biopsy untuk menangani pra-kanker dan kanker sekaligus yang bisa membantu mendiagnosa lebih awal keberadaan kanker serviks.

Berikut cara untuk mendiagnosa kanker serviks :

  • Pap smear
  • Biopsy
  • Cystoscopy (menggunakan scope kecil untuk melihat ke dalam kandung kemih)
  • CT Scan
  • MRI scan

Pasien yang terdiagnosa kanker serviks bisa ditangani dengan operasi bedah, radioterapi, dan kemoterapi.

Untuk pasien yang terdiagnosa kanker serviks awal, operasi yang sering disebut radical hysterectomy dan pelvic lymph node dissection (PLND) mempunyai peluang kesembuhan mendekati 90 persen. Untuk kanker stadium lanjut  ditangani dengan radiotherapy bersamaan dengan kemoterapi dosis rendah (concurrent chemo-radiation) atau kemoterapi. (ikl/jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi
Reporter : Tim Redaksi, Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler