Mengenang Ibu Negara Pertama RI Fatmawati, Mbak Puan: Nenek yang Menginspirasi Saya

Sabtu, 14 Mei 2022 – 13:05 WIB
Ketua DPR RI Mbak Puan Maharani. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - "Bu Fatmawati selain menjadi kebanggaan keluarga kami, beliau juga sosok kebanggaan buat masyarakat Bengkulu, dan bangsa Indonesia."

Kalimat itu keluar dari mulut Ketua DPR RI Puan Maharani, Sabtu (14/5).

BACA JUGA: Jokowi Minta Warga Bengkulu Rawat Monumen Fatmawati

Hari ini tepat 42 tahun kepergian Fatmawati, Ibu Negara Pertama Indonesia. 

Fatmawati meninggal dunia 14 Mei 1980 pada usia 57 tahun di Kuala Lumpur, Malaysia. Beliau kena serangan jantung dalam perjalanan pulang umrah.

BACA JUGA: Cerita Mbak Puan: Bung Karno Pernah jadi Pedagang Kain, Ada yang Ditangkap

Mbak Puan yang merupakan cucu Fatmawati mengenang neneknya.

"Beliau nenek dan menginspirasi saya," tuturnya.

BACA JUGA: Ustaz Arrazy Sebut Bung Karno Waliullah, Mbak Puan Terharu

Buat Mbak Puan, perjuangan Fatmawati mendukung Soekarno tak hanya sekadar pengabdian istri kepada suami, tetapi juga tanda bakti warga kepada negara dan bangsa.

"Salah satu cerita yang paling menginspirasi dari Ibu Fatmawati adalah menjahit bendera merah putih, yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan," kata mantan Menko PMK ini.

Puan menceritakan, saat itu mendapatkan bahan kain merah dan putih ukuran sebesar bendera bukan hal yang mudah.

Barang-barang eks impor semuanya berada di tangan Jepang.

Fatmawati harus meminta bantuan Shimizu, orang yang ditunjuk Pemerintah Jepang sebagai perantara dalam perundingan Jepang-Indonesia.

Shimizu lalu mengusahakannya lewat seorang pembesar Jepang, yang mengepalai gudang di Pintu Air di depan eks Bioskop Capitol.


Mbak Puan di depan Patung Fatmawati Soekarno. Foto: source for JPNN

Dengan susah payah Fatmawati akhirnya mendapatkan bahan kain itu dan menjahitnya.

"Bendera itulah yang berkibar di Pegangsaan Timur saat proklamasi kemerdekaan Indonesia," kata perempuan pertama yang menjadi Menko di Indonesia ini.

Fatmawati menghabiskan waktunya untuk menjahit bendera dalam kondisi fisik yang cukup rentan, lantaran sedang hamil tua dan hampir waktunya melahirkan putra pertama, Guntur Soekarnoputra.

Fatmawati menjahit bendera itu secara berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan hanya dengan tangan saja.

Dokter melarang Fatmawati menggunakan kaki menggerakkan mesin jahit.

Fatmawati menitikkan air mata kala menjahit bendera itu. Namun, dia tak berhenti menjahit hingga rampung.

"Bagi saya, Ibu Fatmawati adalah sosok yang mempunyai visi dan pandangan jauh ke depan. Atas jasa beliau, bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka Merah Putih yang dijahit dengan tangan beliau sendiri dan dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka," kata Puan. (*/adk/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler