jpnn.com - JERUSALEM - Ayah balita Palestina yang tewas dalam serangan pembakaran yang dilakukan kaum ektrimis Yahudi akhirnya menyusul anaknya tewas akinat luka bakar yang dideritanya.
Saad Dawabsha, 32, tewas setelah sempat mendapat perawatan di sebuah rumah sakit khusus luka bakar di Israel. Ia tidak bisa selamat karena kondisi luka bakar di sebagian besar tubuhnya cukup parah.
BACA JUGA: Dituduh Penyihir, 5 Wanita di India Tewas Dikeroyok Puluhan Orang
Sedangkan anaknya Ali, 18 bulan, tewas di tempat setelah ektrimis Israel melancarkan serangan pembakaran terhadap rumah mereka di desa Duma di Tepi Barat yang diduduki pada tanggal 31 Juli.
Hingga kemarin, kondisi ibunya dan saudaranya yang berusia empat tahun dan juga menderita luka bakar tetap dalam kondisi kritis. Kerabat korban mengatakan pemakaman Saad Dawabsha akan berlangsung pada hari ini, Sabtu.
BACA JUGA: James Holmes Selamat dari Hukuman Mati Atas Pembunuhan di Bioskop AS
Sebelumnya, rumah kecil korban diserang pada malam hari dengan melemparkan bom api ke dalam rumah. Para korban yang tertidur pulas malam itu tak bisa berbuat banyak. Akhirnya anak Saad Dawabsha yang masih balita tewas terbakar.
BACA JUGA: Pilih Zona Waktu Sendiri, Korut Lebih Lambat 30 Menit dari Korsel dan Jepang
Ali, 18 tahun, tewas di tempat, ayahnya menyusul tewas, kakak dan ibunya dalam kondisi kritis
Setelah melakukan penyerangan itu, para pelaku meninggalkan tulisan di dinding rumah korban dalam bahasa Ibrani, yang artinya "balas dendam".
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan aksi itu adalah terorisme. Israel telah bersumpah untuk menangkap pelaku pembakaran.
Para pejabat Palestina mengatakan mereka mengatakan Israel harus "sepenuhnya bertanggung jawab". Insiden ini disebut "harga" sebuah serangan.
Serangan seperti ini biasanya melibatkan tindakan vandalisme atau pembakaran oleh ekstremis Yahudi sebagai pembalasan atas tindakan yang diambil oleh pemerintah Israel terhadap pemukim Yahudi atau pos-pos yang tidak sah di Tepi Barat, atau kekerasan yang dilancarkan Palestina.
Bagi Palestina, pemukiman Yahudi merupakan penghalang utama bagi berlangsungnya perundingan damai Israel-Palestina.
Sekitar 500.000 orang Yahudi tinggal di 100 pemukiman yang dibangun Israel sejak tahun 1967 pendudukan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Pemukiman ini dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, meskipun Israel mengabaikan perselisihan ini.(BBC/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiba-tiba Layar Besar di Mal Menayangkan Adegan Dewasa Oh Yes-Oh No
Redaktur : Tim Redaksi