jpnn.com, JAKARTA - Tindak kejahatan kriminal umumnya dilakukan karena motif yang dimiliki pelaku.
Namun, ternyata ada beberapa kasus kejahatan yang terjadi tanpa ada alasan yang jelas.
BACA JUGA: 1 Polisi Tewas Diduga Akibat Tertembak, Irjen Toni Harmanto Langsung Kerahkan Tim
Umumnya, hal tersebut terjadi kepada orang-orang yang memiliki tekanan dari kerabat, apatis, penyakit mental, dan ketidaktahuan tentang hukum, seperti dilansir List Verse pada Sabtu (9/4).
Berikut 10 kasus kejahatan aneh yang dilakukan tanpa alasan:
BACA JUGA: Mbak Mariati Melintas di Jalanan Sepi, Seorang Lelaki Mendekati, Terjadilah
1. Mendekorasi Pohon Natal
Pada 2011, pria berusia 44 tahun asal Dayton, Ohio, Amerika Serikat bernama Terry Trent membobol sebuah rumah dan memasang dekorasi pada pohon Natal. Saat itu, dia sedang dalam pengaruh narkoba.
BACA JUGA: Kombes Gidion: Saya Perintahkan, Segera Tangkap!
Trent sedang menonton TV dan memainkan sesuatu saat anak pemilik rumah itu menemukannya.
Dengan sopan, Trent mengatakan bahwa dia akan pergi dari rumah itu dan membawa barang-barangnya.
Polisi menuntut Trent karena membobol rumah orang lain dan mengonsumsi bath salt.
2. Membunuh Tanpa Alasan
Alexander Holmes masih berusia 18 tahun saat dirinya membunuh John Wilkins pada Maret 1868.
Wilkins yang berusia 13 tahun itu ditemukan meninggal dengan kepala yang hancur di Somerset, Inggris.
Holmes mengakui perbuatannya kepada kerabatnya.
Namun, dirinya tidak mempunyai alasan membunuh korban.
Pengadilan memutuskan bahwa Holmes menderita sakit kejiwaan sehingga dipindahkan ke rumah sakit jiwa khusus penjahat.
3. Jack Pembunuh Pelacur
Kasus Jack The Ripper sangat terkenal tetapi motifnya membunuh dan memutilasi 5 perempuan pada 1888 di London masih belum diketahui.
Dua teori yang paling populer mengatakan Jack ingin balas dendam atau dia melakukannya hanya karena keinginannya.
Pembunuh berantai itu biasanya menargetkan pelacur karena dinilai sebagai korban yang mudah.
Jack membawa korban le tempat yang bersifat privasi sehingga pembunuhan bisa dilakukan dengan mudah.
4. Penembakan Acak
Malek Dominique Pate (22) didakwa empat kasus pembunuhan tingkat pertama pada 2021 lalu.
Dia hanya memiliki hubungan dengan salah satu korbannya, yaitu teman sekolah saat kelas lima SD.
Keluarga korban tidak tahu penyebab insiden tersebut tetapi Pate diperkirakan menembak empat korbannya secara acak.
Polisi Tacoma menjelaskan beberapa kamera pengintai menunjukkan Pate tiba di lokasi kejadian lalu meninggalkannya. Kemudian, Pate ditemukan di rumahnya.
Adapun empat korban Pate ialah Maria Nunez (42), Emery Lese (19,), Raymond Williams (22), dan Natasha Brincefield (22).
5. Membunuh Keluarga Tanpa Penyesalan
Pada 2015, dua remaja laki-laki membantai anggota keluarga mereka dalam sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Broken Arrow Massacre.
Mereka membunuh lima anggota keluarga sedangkan dua saudara perempuan mereka yang berusia 13 dan 2 tahun masih selamat.
Meski begitu, keduanya tidak menunjukkan penyesalan atau memberikan alasan atas kejahatan yang mereka lakukan.
Para tetangga menggambarkan keluarga Bever itu sebagai keluarga yang terlalu pendiam di lingkungannya.
6. Meracuni Keluarga
Diane Staudt membunuh suami, putra, dan putrinya dengan memberikan racun pada 2012 lalu.
Beberapa orang menyebutkan suami Diane, Mark meninggal dunia karena gaya hidup yang tidak sehat.
Lima bulan kemudia, putra Diane, Shaun juga meninggal dunia setelah mengalami gejala mirip flu.
Dia ditemukan dengan cincin berlumur darah di sekitar mulutnya. Otopsi menunjukkan Shaun meninggal karena kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Ketika putri Diane, Sarah kritis dan di bawa kerumah sakit, dia mengalami gagal organ. Pemeriksaan darah Sarah mengungkapkan adanya etilen glikol, komponen utama antibeku.
Menurut Diane, alasannya meracuni keluarganya yakni membenci keberanian Mark dan menganggap Shaun sebagai hama.
Anak perempuan Diane yang lainnya, Rachel ternyata mengetahui dan membantu ibunya melakukan kejahatan tersebut.
7. Meninggal Tanpa Pertolongan
Karyawan Rumah Sakit King County di Brooklyn, New York, Amerika Serikat tidak membantu pasien yang pingsan.
Setelah memeriksakan diri dan menunggu 24 jam untuk perawatan, Esmin Green terjatuh dari kursinya dan mengalami kejang.
Dia kejang selama 39 menit dan berhenti bergerak pada pukul 6.07 pagi.
Beberapa pasien lain dan petugas rumah sakit melewatinya tetapi tidak ada yang membantu Green.
Rumah sakit mencoba memalsukan catatan medis untuk membuatnya seolah-olah dia hanya tanpa bantuan selama 10 menit.
Namun, empat kamera keamanan menceritakan kisah yang berbeda sehingga rumah sakit memecat enam karyawan setelah penyelidikan awal.
8. Membujuk Pacar Bunuh Diri
Conrad Roy yang berusia 18 tahun pada 2014 melakukan bunuh diri dengan racun karbon monksida di mobilnya.
Pacar Roy, Michelle Carter memaksa Roy untuk bunuh diri melalui pesan singkat.
Bahkan, ada riwayat telepon dari Roy kepada Carter saat dia melakukan bunuh diri.
Roy memang mengalami depresi dan kecemasan saat itu sehingga berpikir untuk bunuh diri. Tetapi, dukungan Carter membuah gadis yang saat itu berusia 17 tahun dinyatakan bersalah dalam pengadilan.
9. Pembunuhan pada Senin Pagi
Seorang remaja berusia 16 tahun bernama Brenda Spencer melepaskan tembakan ke taman bermain.
Saat ditanya, Spencer mengaku tidak menyukai hari Senin.
Spencer melukai delapan anak, membunuh kepala sekolah, penjaga sekolah, dan menembak leher petugas polisi.
Dia bersembunyi selama beberapa jam setelah kejadian tersebut.
Psikiater mencoba mencari tahu alasan Spencer melakukan penembakan. Ternyata, psikiater mengungkapkan kondisi kesehatan mental Spencer mempengaruhinya dalam melakukan kejahatan ini.
Spencer tumbuh dalam kemiskinan dengan seorang ayah yang memiliki senjata. Beberapa kali, Spencer mengaku ingin bunuh diri.
Sebelum penembakan pada Senin pagi itu, Spencer menghabiskan satu minggu untuk minum alkohol dan PCP sehingga dia berhalusinasi.
Spencer dijatuhkan hukuman 25 tahun penjara sehari setelah ulang tahunnya yang ke-18.
10. Menyerang Desa yang Tentram
Pada 1968, selama Perang Vietnam, sebuah kelompok dari Brigade Infanteri ke-11 Amerika Serikat bernama Charlie Company secara brutal memerkosa, memutilasi, dan membunuh lebih dari 500 orang di kota My Lai, Vietnam Selatan.
Mereka melakukan kejatahan itu kepada wanita, anak-anak, dan orang tua yang tidak bersenjata dan tak menimbulkan ancaman apa pun.
Militer AS menutupi insiden itu selama setahun sebelum publik mengetahuinya.
Perusahaan Charlie diperintahkan untuk melawan siapa pun yang ditemukan sebagai simpatisan Viet Cong.
Namun, mereka justru mengepung dan menggeledah rumah warga My Lai yang tenang. Komandan Perusahaan Charlie, William Calley tetap memerintahkan tentaranya untuk menembak.
Mereka menembak wanita dan anak-anak yang melarikan diri, membakar rumah, dan meluncurkan granat ke desa.
Seorang pilot helikopter tentara bernama Hugh Thompson dan krunya sedang dalam misi pengintaian saat melihat apa yang terjadi di My Lai.
Dia mendarat di My Lai tetapi Perusahaan Charlie mengancam akan menembakinya bila melanjutkan pendaratan. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud MD: Kalau Berbuat Kejahatan, Makan Uang Rakyat, Suatu Saat Tidak akan Aman
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Dea Hardianingsih