Mengerikan! Air Sumur Mengandung Aluminium, Tak Boleh Dikonsumsi

Minggu, 30 April 2017 – 12:48 WIB
Air dari sumur ambles. Foto: Pojokpitu/JPG

jpnn.com, KEDIRI - Jumlah sumur yang ambles di Desa Manggis, Kediri, Jatim setiap hari terus bertambah.

Bahkan kini sudah menjalar ke desa tetangga, yakni Dusun Jatirejo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu.

BACA JUGA: Ajaib! Lima Hari di Sumur Tua, Ditemukan Selamat

Data terakhir, total sumur yang ambles di dua desa itu sebanyak 131 titik.

Perincian sumur-sumur yang ambles di Desa Manggis terbagi di empat dusun.

BACA JUGA: Pencemaran Sungai di Bogor Timur Paling Parah

Yakni, Dusun Nanas 33 sumur, Dusun Jambean 9 sumur, Dusun Dorok paling banyak 80 sumur, dan Dusun Manggis 1 sumur.

Rembetannya yang sampai ke Dusun Jatirejo, Desa Gadungan, sebanyak 8 sumur juga ambles.

BACA JUGA: Tanggap Darurat Atasi Dampak Lumpur Lapindo di Balikpapan

Semakin meluasnya peristiwa sumur ambles dengan jumlah 131 titik membuktikan bahwa fenomena alam itu bukanlah peristiwa biasa.

Kemarin (29/4) tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) langsung meninjau lapangan.

Tim PVMBG yang diketuai Hery Purnomo mengumpulkan beberapa data temuan yang masih dikaji.

Dia menyebutkan, peristiwa yang cukup mengejutkan timnya adalah adanya kenaikan air sumur yang mengakibatkan sumurnya langsung ambles.

''Ini yang membedakan kejadian di sini (Puncu, Red) dengan wilayah lainnya seperti di Flores dan Jogja,'' ucapnya.
Peristiwa tersebut menjadi temuan bagi timnya untuk terus menggali penyebab utama kenaikan air saat masuk musim kemarau.

Pria yang juga menjadi kepala tim tanggap darurat bencana gerakan tanah PVMBG itu menganggap, ada empat kemungkinan yang mengakibatkan tanah sumur ambles.

Dia menyebut ada peristiwa pelarutan dalam tanah yang membuat tanahnya bergerak. Lalu, ada rongga pada tanah seperti terowongan yang ambles.

''Di sini masuk kawasan vulkanik karena dekat dengan Gunung Kelud. Ini bisa saja terjadi,'' katanya.

Yang terakhir adalah terjadinya perubahan fisik lapisan di bawah tanah, yakni gejala retakan aquiver pada lapisan pembawa air yang tertekan tanah.

Empat kemungkinan itu sangat bisa menjadi penyebab amblesnya sumur. '

'Kami butuh waktu paling lama satu bulan untuk memastikan penyebab terjadinya fenomena ini,'' ucap Hery kepada Jawa Pos Radar Kediri seusai rapat koordinasi dengan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD).

Bersama dengan sembilan anggotanya, Hery akan berfokus pada naiknya air di sumur-sumur warga sehingga mengakibatkan tanah ambles.

''Kita akan pakai alat georadar atau geolistrik untuk mengerjakan ini,'' bebernya.

Atas peristiwa yang terjadi beberapa hari ini, warga cukup khawatir bila yang ambles juga merembet ke rumah-rumah.

Hery pun meminta warga tidak panik. Saat ini peristiwanya lebih banyak terjadi di sumur yang ada sumber airnya.

Sementara itu, Bupati Kediri Haryanti juga merespons adanya fenomena alam di Desa Manggis dan Desa Gadungan, Kecamatan Puncu.

Dia meminta agar warga, khususnya di Dusun Nanas, Desa Manggis, tidak mengonsumsi air sumur.

Sebab, tim kesehatan dari Puskesmas Puncu yang diterjunkan ke lokasi untuk mengecek kandungan airnya menemukan kadar aluminium dan florida yang cukup tinggi.

''Ini hasil screen test untuk sementara. Hasil resminya tetap menunggu uji labkasda,'' tutur bupati dua periode tersebut.

Air bersih tetap akan didistribusikan. Setidaknya, dalam sehari empat tangki berisi 4 ribu liter air terus disalurkan.

Khusus warga yang sudah membuat pompa air di sumur-sumur yang ambles sebaiknya memanfaatkan air untuk mencuci baju dan mandi cuci kakus (MCK).

Kepala Puskesmas dr Akhmad Khotib yang melakukan pemeriksaan sampel di empat titik di Desa Manggis itu menyebutkan, bahaya mengonsumsi air yang mengandung aluminium dan florida tinggi akan terjadi dalam kurun waktu lama.

''Dampak jangka panjang pada pengeroposan tulang,'' bebernya. Untuk jangka pendeknya, akan terjadi diare. (rq/c19/ano/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler