jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menggalakkan kembali pertanian organik karena diakui mempunyai manfaat ekologis yang lebih bagus.
Sistem ini mampu memperbaiki mutu lahan yang terdegradasi akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus-menurus.
BACA JUGA: Dukung KPK, Mentan Amran Nonaktifkan Pejabat Eselon II Hingga IV di Ditjen Hortikultura
BACA JUGA : Kekasih Gelap Prabowo Subianto
Selain itu, sistem ini juga menghindarkan dampak kesehatan dan ekologis dari residu pestisida kimiawi sehingga dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas.
BACA JUGA: Seperti ini Cara Mentan Tunjukkan Sikap Tegasnya Atur Jajaran Internal
"Pada 2015 mencanangkan program ini dan sudah ada 1.000 Desa Pertanian Organik yang juga merupakan salah satu Nawacita Kabinet Kerja. Untuk tanaman pangan targetnya 600 desa padi organik,” ujar Kepala Sub Direktorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Dina kepada wartawan, Rabu (14/8).
Dia menegaskan, adanya program beras organik membuktikan pemerintah ingin pertanian organik semakin luas, apalagi dengan melihat sekarang penggunaan bahan kimiawi berlebih tentu tidak baik juga bagi kesuburan tanah.
BACA JUGA: Menteri Amran Sebut Ketahanan Pangan Identik Dengan Ketahanan Negara
"Desa Pertanian Organik Padi program bantuan Kementan untuk seluas sekitar 20 hektar per kelompok tani. Perlu diperhatikan, kami bantu yang sudah mulai menerapkan sistem pertanian organik padi ataupun yang siap disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO). Bisa masih dalam konversi ataupun memang sudah murni organik," tuturnya.
BACA JUGA : Jokowi: Kabinet Sudah Final, Partai Sudah Diberi Tahu
Dia menambahkan, untuk menjadi organik ini harus melalui masa konversi dulu, sehingga tidak bisa baru setahun tidak menggunakan bahan kimia disebut organik.
Namun, minimal tiga tahun masa konversi itu dan itupun tetap di bawah pengawasan dari lembaga sertifikasi.
"Selama tahun 2016-2018 untuk Desa Pertanian Organik Padi yang mendapat bantuan Kementan telah terealisasi 650 desa dengan luasan mencapai 23.250 hektar dan produktivitas rata-rata 5,46 ton per hektar. Jadi kita sudah melebihi target 600 desa. Artinya memang minat petani untuk beralih organik semakin bagus," tandasnya. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Irjen: Mentan Mengambil Langkah Tegas Terkait Impor Bawang Putih
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan