jpnn.com, JAKARTA - Kabar menggembirakan datang dari Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono.
Dia menyebut hunian RSDC kini tinggal 12,69 persen pada Kamis (26/8).
BACA JUGA: Pernyataan Brigjen Izak Soal Aksi Teror Kriminal Bersenjata, Tegas
Meski demikian, para tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada di RSDC akan tetap siaga seperti semula.
“Varian baru bisa muncul seperti halnya varian Delta yang memicu lonjakan kasus COVID-19."
"Maka, hal terpenting adalah patuh menjalankan protokol kesehatan,” ujar Tugas Ratmono menjelaskan pentingnya siap siaga kepada wartawan lewat pertemuan virtual, di Jakarta, Kamis (25/8).
BACA JUGA: Sejumlah Pejabat Publik Sudah Suntik Vaksin Ketiga, Netty Geram!
Menurut Mayjen Tugas Ratmono, RSDC Wisma Atlet Kemayoran tetap menyiapkan 7.894 kasur untuk mengantisipasi adanya kemungkinan terburuk.
Salah satunya kemungkinan munculnya lonjakan pasien rawat inap.
BACA JUGA: Lihat Selisih Elektabilitas Ganjar Puan dan Airlangga, Jauh!
“Saat ini kami melakukan konsolidasi pada tenaga kesehatan. Evaluasi kami lakukan dengan tujuan agar pelayanan di sini semakin baik,” ucapnya.
Kepala Pusat Kesehatan TNI ini menyebut jumlah pasien rawat inap RSDC Wisma Atlet Kemayoran mencapai 1.002 orang pada Kamis (26/8), turun dari 1.048 pada Rabu (25/6).
Jumlah pasien rawat inap di RSDC Wisma Atlet Kemayoran berkurang 46 orang dalam 24 jam terakhir.
“Alhamdulillah, (jumlah rawat inap) menurun terus. Pasien COVID-19 di Wisma Atlet saat ini sebanyak 1.002 orang dengan angka hunian 12,69 persen,” katanya.
Jumlah pasien pada Kamis merupakan angka terendah sejak Juni 2021.
Di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, jumlah pasien tertinggi tercatat pada 30 Juni 2021 sebanyak 7.894 orang.
Tingkat hunian RSDC Wisma Atlet merupakan salah satu indikator situasi penanggulangan COVID-19 di Indonesia.
Karena tempat itu merupakan RSDC terbesar di Indonesia.
“Jika kasus COVID-19 naik, pasti jumlah pasien di Wisma Atlet naik. Demikian juga sebaliknya,” ujar dia.
Kapuskes TNI itu menerangkan ada sejumlah faktor yang membantu turunnya jumlah pasien rawat inap dan kasus positif COVID-19, di antaranya kepatuhan masyarakat dan pembatasan aktivitas.
“Tingkat kepatuhan menjalankan protokol kesehatan adalah area hulu mencegah penularan COVID-19."
Kami sendiri adalah fasilitas kesehatan atau rumah sakit itu di area hilir yang bertugas merawat pasien COVID-19, sehingga penularan lebih lanjut bisa dicegah. Semoga antara hulu dan hilir terjaga,” kata Tugas Ratmono.
Di samping itu, vaksinasi COVID-19 turut berperan mempercepat terjadinya kekebalan kelompok (herd immunity), sehingga laju penyebaran penyakit dapat terkendali.
“Vaksinasi terus dipercepat agar terbentuk kekebalan kelompok, sehingga angka penularan menurun,” kata Mayjen TNI Tugas Ratmono, dokter militer asal Kebumen, Jawa Tengah.
Dia yakin seluruh pihak kompak dan konsisten taat protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi, maka pandemi dapat cepat terkendali.
“Ini tugas kita semua untuk bahu-membahu memutus mata rantai penularan COVID-19,” pungkas Tugas Ratmono.(Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang