jpnn.com - jpnn.com - Kurnia Chairul Nisa sudah sejak usia 6 bulan tidak merasakan kasih sayang dari seorang ayah.
Ketika itu, Jumadi, ayahnya, memutuskan untuk pergi meninggalkan Nia bersama ibunya di Kota Palu. Tapi Tuhan kembali mempersatukan ayah dan anak ini. Bagaimana kisahnya?
BACA JUGA: Polisi Bekuk WN Nigeria Penipu Mbak Wati
LAPORAN: Mugni Supardi
RAUT wajah Nia, panggilan akrabnya, seperti berubah 180 derajat. Biasanya murung, tak pernah segembira ini.
BACA JUGA: Kasihan, Wati Tertipu Nigerian Sweetheart di Facebook
Karena remaja berusia 14 tahun ini tidak menyangka dapat dipertemukan kembali dengan sang ayah setelah belasan tahun berpisah.
Jumadi, ayah Nia, tiba di Kota Palu pada Jumat (20/1) malam, dia terbang dari Kalimantan setelah kurang lebih 13 tahun yang lalu meninggalkan keluarga kecilnya.
BACA JUGA: Kenalan di FB, Janjian Ketemu, Masuk Kamar, Ternyata...
“Saya senang sekali bisa kembali bertemu dengan ayah,” kata Nia, kepada Radar Sulteng (Jawa Pos Group) saat ditemui di rumahnya Jalan Kancil III, Palu Selatan, Sabtu (21/1).
Nia yang lahir pada 29 Oktober 2002 ini ditinggalkan oleh Jumadi saat usianya baru beranjak 6 bulan.
Saat Nia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), giliran ibu kandungnya pergi meninggalkannya.
Beruntung Tugiyem dan Abdul Hai Sahada, nenek dan kakeknya, membesarkannya hingga Nia duduk di bangku kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Dia tidak pernah sesenang ini sebelumnya, biasanya hanya murung terus. Alhamdullillah dengan sedikit bantuan dari pensiunan nenek dan dibantu oleh om dan tante-tantenya Nia seperti ini,” jelas Sri Budiati, anak dari pasangan Tugiyem dan Abdul Hai Sahada.
Sri menceritakan keinginan Nia bertemu dengan ayahnya sangatlah besar.
Apalagi Nia sudah tumbuh menjadi remaja wanita yang pastinya bertanya-tanya soal kedua orang tuanya.
Sri dan keluarga memang mengetahui keberadaan Jumadi di Kalimantan, tapi sudah tak mendapatkan kabar lagi.
Karena tidak ingin melihat ponakannya tersebut berlarut-larut dalam kesedihan yang mendalam, Sri menyarankan agar Nia memposting foto ayahnya di jejaring sosial Facebook. Mungkin saja dapat membantu dia bertemu dengan ayahnya.
“Saya bantu Nia menuliskan kalimat demi kalimat dalam postingannya. Tepat pada 12 Januari 2017 foto ayahnya yang sudah usang dan robek itu terposting. Kami men-tagnya juga di Info Kota Palu (IKP),” sebut Sri.
Dua hari kemudian, tepatnya tanggal 14 Januari 2017 sekitar pukul 16.00 wita sore hari, handphone milik Sri berdering.
Nomor tanpa keterangan nama memanggil. Orang yang ditunggu-tunggu akhirnya memberi kabar. Menurut Sri, Nia sangat gembira dan seperti tak biasanya.
“Rupanya itu ayah Nia yang menelepon, setelah itu mereka sering berkomunikasi sampai ayahnya memutuskan untuk menemui Nia di Kota Palu,” ungkap Sri.
Sri menuturkan tak pernah menyangka sampai secepat itu Jumadi menghubungi Nia. Mungkin karena postingan foto Jumadi yang masih berusia 20 tahunan yang di-tag pada IKP sudah disebarluaskan oleh netizen. Informasi yang didapatkan dari Sri, bahwa postingan itu mendapat respon cepat.
“Kurang lebih 1000 netizen menyukainya, 200 kali dibagikan kembali, dan 700 netizen memberikan komentar,” sebut Sri.
Dalam postingannya tersebut, Nia yang dibantu oleh Sri menuliskan bahwa bagi teman-teman yang berada di IKP agar dapat menolongnya jika punya sanak saudara di daerah Kalimantan untuk menyebarluaskan foto ayahnya tersebut.
Dia menjelaskan hanya foto yang usang ini yang dia miliki untuk melepaskan kerinduan Nia kepada ayahnya setiap saat.
Tak ada permintaan apa-apa selain kehangatan kasih sayang dari seorang ayah yang sangat dia rindukan.
Masih dalam postingannya itu, disebutkan Nia saat ini hanya tinggal bersama kakek dan neneknya yang sudah lanjut usia (Lansia).
Ketika postingan ini sudah tersebar Nia berharap ayahnya dapat menemuinya, mengusap kepalanya, seperti apa yang selama ini hanya dilihatnya dari teman-temanya yang masih memiliki sesosok ayah.
Di akhir postingannya, Nia mengatakan jika ayah sehat datanglah ke Palu, peluklah dia yang sudah lama ditinggalkan tanpa kabar sama sekali.
Melalui postingannya itu Jumadi pun dapat bertemu dengan sang anak. Namun, Sri Budiati mengungkapkan Jumadi ini pada dasarnya tidak memiliki Facebook.
Hanya saja salah satu anggota keluarga dari Jumadi yang berada di Hongkong membaca postingan Nia. Kemudian dari sanak keluarganya itu langsung menghubunginya yang berada di Kalimantan.
“Ayahnya ini mengaku kalau dapat informasi dari keluarga yang menjadi TKI di Hongkong. Kita tidak menyangka kalau ayahnya secepat itu menghubungi. Mungkin karena postingan itu cepat disebarluaskan,” jelas Sri Budiati.
Masih dijelaskan Sri, rupanya selama di Kalimantan Jumadi ini masih mengingat Nia.
Rasa sayangnya kepada Nia diungkapkannya melalui nama usahanya yang menggunakan nama anaknya tersebut.
“Ayahnya ini ada usaha jahit-menjahit di Kalimantan, nama usahanya itu menggunakan nama Kurnia,” ungkap Sri.
Jika tidak ada aral melintang, Sri menyebut Jumadi akan balik lagi ke Kalimantan pada Senin (23/1).
“Rencana si Nia itu terima lapor hari Selasa. Jadi, sepertinya bukan ayahnya langsung yang pergi ke sekolahnya (SMPN 5 Palu, red),” tutup Sri. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konyol! Bobol Warung, Posting Hasil Curian ke Facebook
Redaktur & Reporter : Soetomo