jpnn.com, MAKASSAR - Seorang penjual peyek asal Makassar, Yuni ikut merasakan dampak pandemi COVID-19.
Dahulu sebelum wabah yang disebabkan oleh virus corona ini melanda, setiap harinya Yuni mampu menjual sedikitnya 200 bungkus peyek.
BACA JUGA: UMKM Tulang Punggung Pemulihan Ekonomi Pascapandemi
Dia menitipkannya pada sekolah-sekolah seperti SMAN 3, SMAN 2 dan beberapa sekolah lain di Makassar.
Namun, ketika corona mulai menggila, Yuni tidak ada pilihan lain.
BACA JUGA: Nevi Zuairina DPR Nilai Perppu 1/2020 Tidak Memihak Pelaku UMKM
Yuni. Foto: source for JPNN.com
Jualannya benar-benar terhenti. “Karena sekolah kan libur. Jadi, otomatis tidak ada tempat bagi saya menitipkan dagangan,” kata Yuni, saat diwawancarai tokoh Makassar, Irman Yasin Limpo dalam program podcast KataNone Sabtu (9/5) lalu.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Berharap UMKM Dapat Diselamatkan dari Kehancuran
Ujian atau cobaan buat Yuni tidak berhenti di situ.
Bantuan dari pemerintah yang dinanti belum kunjung datang.
Padahal ada empat orang anak yang harus dia beri nafkah. ”Saya benar-benar bingung, Pak. Mau ke mana lagi berusaha mencari rejeki,” ujarnya terisak.
Salah satu jalan baginya adalah menjual barang-barang yang ada di rumahnya demi mendapatkan beras. Termasuk handphone android miliknya.
Dalam podcast yang ditayangkan live di platform Instagram dan Facebook itu, ternyata ada beberapa donatur yang tersentuh dan bersedia membantu kehidupan Yuni.
Kini, dia mulai kebanjiran pesanan. “Saya sampai terharu. Tidak menyangka dapat bantuan yang demikian besar. Bantuan ini ibaratnya bukan sekadar memberi ikan, tetapi kail untuk memancingnya juga,” katanya.
Menurut Irman Yasin Limpo, Yuni tidak sendiri. Mayoritas usaha mikro kecil menengah atau UMKM mengalami hal yang sama selama pandemi berlangsung.
Apalagi di beberapa kota telah ditetapkan status PSBB. Sehingga mempersulit orang untuk berinteraksi.
Menurut Irman yang merupakan mantan Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan itu, hal yang perlu dilakukan adalah kolaborasi. Saling sinergi antarsesama.
“Semua mengambil peran sesuai porsinya masing-masing,” ujar pria yang akrab disapa None itu.
Adik Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo itu mengatakan UMKM harus menjadi pondasi perekonomian rakyat.
Sehingga harus survive. “Untuk itu dengan pembelajaran dari Covid-19 ini perlu disiapkan regulasi dan strategi khusus untuk UMKM. Jangka pendek saya membantu dengan promosi di podcast KataNone, minimal bisa bertahan dalam situasi wabah Covid 19,” tegasnya.
Podcast KataNone merupakan sarana komunikasi terbaru bagi Irman untuk menyapa warga masyarakat.
Ada beberapa segmen dalam tayangan tiap harinya. Mulai dari diskusi, endorse UMKM, hingga kuis.
“Endorse UMKM ini gratis sebagai upaya membantu masyarakat kecil dan menengah. Setiap harinya ada lebih dari lima produk masyarakat yang dikenalkan," tegasnya. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek