Menginspirasi! Petani Gianyar Kini Merasakan Manfaat Pupuk Organik Buatan Sendiri

Selasa, 04 Juli 2023 – 20:52 WIB
Kepala Desa Sidan yang juga pelopor pemupukan organik di Kabupaten Gianyar, I Made Sukra Suyasa.. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, GIANYAR - Upaya yang dilakukan para petani di Desa Sidan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali sungguh menginspirasi.

Setelah sebelumnya mengeluhkan kesulitan pupuk kimia, kini mereka merasakan hasil yang baik dari pupuk organik yang mereka ciptakan sendiri.

BACA JUGA: Dukung Program Genta Organik, Kementan Maksimalkan Fermentasi Kearifan Lokal

Pada awalnya meski sempat menurun pada awal penggunaannya, kini produksinya meningkat hingga 7 ton per hektare.

Padahal sebelumnya, pemakaian pupuk kimia hanya menghasilkan 5 ton per hektare.

BACA JUGA: Hadapi El Nino, Mentan Syahrul Yasin Limpo Dorong Daerah Siapkan Lumbung Pangan

Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Sidan yang juga pelopor pemupukan organik di Kabupaten Gianyar, I Made Sukra Suyasa.

Menurutnya, peralihan tersebut membuat sawah menjadi sehat dan produksi menjadi naik.

Tak hanya itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) memberi perhatian khusus dengan memberi bantuan unit pengelolaan pupuk organik atau UPPO.

"Kami bersyukur bantuan UPPO berikut di dalamnya ada kandang sapi dan delapan sapi serta rumah pengolah pupuk organik, membantu kami lebih banyak berproduksi pupuk organik. Meski hanya satu paket itu petani senang karena pendapatan mereka juga ikut bertambah," ujar Sukra, Selasa (4/7).

Sukra pun menjelaskan awal mula menggunakan pupuk organik dimulai saat pandemi pada 2019 lalu.

Saat itu, pupuk kimia mulai mahal dan pupuk organik susah didapat.

Dia kemudian memutuskan dan mengajak para petaninya hijrah untuk mencoba penggunaan pupuk organik.

"Kami sudah melaksanakan pola organik sejak pandemi dimulai, yang membuat kami berinovasi organik di Gianyar. Apalagi dulu kan Bali adalah daerah pertanian. Bagaimana kami mengubah mindset pupuk kimia menjadi organik adalah tantangan," paparnya.

Salah satu alasannya, ungkap Sukra, pupuk kimia langka dan subsidi tidak ada.

"Di sinilah kami mulai dengan membuat demplot dua hektare, dan kami mendampingi petani dengan Bumdes. Meski ada keraguan mereka," kisahnya.

Setelah terlihat hasilnya baik, petani baru yakin pupuk organik akan berhasil, Sukra memutuskan mulai menambah jumlah demplot hingga akhirnya mencapai 40 hektare.

Para petani menyambut baik, karena hasil produksi mereka enggak kalah dibandingkan dulu gunakan pupuk kimia.

Sukra juga memastikan hasil produksinya dengan mewajibkan Bumdes membeli semua hasil panen.

"Kami secara rutin mengajari mereka (petani) mengolah sampah jadi pupuk lokal. Kami juga punya pengolahan sampah dari berbagai sumber untuk kemudian menjadi kompos. Sekarang kami sedang melebarkan penggunaan pupuk organik ke wilayah lainnya," katanya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil mengatakan bahwa target program UPPO dari tahun 2020-2022 ini mencapai 3.322 unit, dan target tersebut telah direalisasikan sebanyak 3.309 unit atau 99.61 persen.

"UPPO terdiri dari bangunan rumah kompos, alat pengolah pupuk organik (APPO), bangunan kandang ternak komunal, bak fermentasi, kendaraan roda tiga dan ternak sapi. harapannya petani dapat memproduksi langsung pupuk organik dari kotoran hewan yang diproses di rumah UPPO ini," jelas Ali Jamil.

Sebelumya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong para petani di seluruh Indonesia untuk mulai menggunakan pupuk organik sebagai sumber pertumbuhan tanaman.

Menurut Syahrul, pupuk organik sangat penting mengingat pupuk kimia mulai langka akibat berbagai krisis dunia.

"Saya selalu sampaikan bahwa kembali ke pupuk organik itu sangat penting. Apalagi penggunaan pupuk anorganik yang terus menerus dan berlebihan bisa menyebabkan degradasi mutu lahan karena terjadinya kerusakan tanah," kata Mentan Syahrul.

Mentan Syahrul juga mengatakan pupuk organik dalam bentuk kompos ataupun segar berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika dan biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi tanaman.

"Ke depan kami ingin petani lebih mandiri dengan pengembangan program UPPO sehingga dapat mendukung peningkatan produksi, produktivitas, mutu hasil serta memberikan nilai tambah dan peningkatan pendapatan," harapnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler