jpnn.com - SAMARINDA - Dukungan terhadap rencana Pemkot Samarinda untuk menutup lokalisasi Loa Hui di Kelurahan Harapan Baru, Loa Janan Ilir akhir Juni mendatang terus mengalir.
Maklum, lokasi tersebut memang sudah tak pantas lagi dipertahankan lagi, karena kini dikepung pemukiman warga. Untuk itu, bersamaan dengan desakan warga setempat untuk menutupnya, maka Pemkot diminta agar lebih sigap untuk menindaklanjutinya.
BACA JUGA: Dapatkan Sertifikasi Mesti Kumpulkan 150 SKP
Menurut Pengamat Sosial Kemasyarakatan dari Universitas Mulawarman (Unmul), Prof DR Aji Ratna Kusuma, lokalisasi memang tidak pantas berdekatan dengan areal yang menjadi aktivitas masyarakat umum. Apalagi pemukiman warga yang notabene ada anak-anak bawah umur.
Jika kondisi tersebut terus dibiarkan, dikhawatirkan akan menjadi ancaman besar bagi mental anak bangsa. Karena jika tumbuh dan berkembang di lokasi yang menjadi areal prostitusi, maka akan membentuk kharakter yang kurang baik pula bagi masa depan anak.
BACA JUGA: Tahan 21 Tersangka, Antisipasi Kerusuhan Susulan
“Namanya juga lokalisasi, ya harus dilokalisir dan jauh dari pemukiman warga. Artinya lokasinya harus terpisah. Tidak bisa didekatkan dengan pemukiman warga. Apalagi menjadi bagian dari pemukiman itu,” kata Aji Ratna kepada Sapos (Grup JPNN) kemarin.
Menurut guru besar Fisip Unmul itu, memang awalnya lokalisasi tersebut jauh dari pemukiman warga. Namun seiring perkembangan kota, sehingga telah banyak pemukiman di sana. Secara otomatis, lokalisasi tersebut harus mengalah dengan digeser ke lokasi lain yang jauh dari pemukiman warga. Harapannya, agar anak-anak tidak sampai terkontaminasi dengan pergaulan yang tidak sehat.
BACA JUGA: Rumah Tiga Kader Partai Aceh Diobrak-abrik
“Ya, sama seperti lokalisasi Air Hitam dulu. Karena sudah ramai sehingga dipindahkan ke Banyu Biru yang sekarang jadi kampus Universitas Widya Gama. Selanjutnya, karena di Banyu Biru itu banyak pemukiman, akhirnya digeser lagi ke Bayur. Sekarang di Bayur juga juga kelihatannya sudah mulai ramai pemukiman, sehingga sudah sepantasnya juga dipindahkan lagi ke lokasi lain,” urainya.
Menurut Aji Ratna, tidak ada kata lain bagi Pemkot Samarinda selain menutup Lokalisasi Loa Hui. Artinya, tidak perlu takut ataupun mengkhawatirkan jika bakal banyak yang menentang. Karena menurut Pembantu Dakan I Fisip Unmul itu, kebijakan dalam bentuk apapun tak bisa memuaskan semua pihak.
Pasti ada yang merasa tidak puas sebagai konsekuensi logis. Hanya saja, yang diupayakan agar bisa mengurangi pihak yang merasa tidak puas. Untuk itu, perlu juga dicarikan solusi pasca penutupan.
“Intinya itu dilakukan komunikasi yang baik. Yang jelas, Lokalisasi Loa Hui tidak bisa dipertahankan lagi. Tinggal dicarikan solusi lebih lanjut. Tapi yang perlu diingat, begitu ada kebijakan penutupan, harus diikuti dengan pengawasan ketat di lapangan,” tandas Aji Ratna. (yes)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgas PNA Jadi Sasaran Amuk Partai Aceh
Redaktur : Tim Redaksi