jpnn.com, YERUSALEM - Unjuk rasa berkepanjangan pascadeklarasi sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal Jerusalem ternyata bukan reaksi yang diharapkan Israel.
Kemarin, Minggu (10/12), Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengimbau semua pihak agar bisa menahan diri. Dia berharap situasi segera normal kembali.
BACA JUGA: Ckckck..Ternyata Trump Abaikan Nasihat Paus Soal Yerusalem
’’Saya sangat berharap semuanya bisa kembali tenang. Dengan demikian, kita bisa menjalani kehidupan normal tanpa kerusuhan dan kekerasan seperti sediakala,’’ kata politikus 59 tahun tersebut kepada Army Radio.
Dia juga menyesalkan jatuhnya korban jiwa dalam unjuk rasa yang memasuki hari ke-4 kemarin. Sejauh ini sedikitnya empat nyawa melayang terkait unjuk rasa yang bermula dari deklarasi Trump tersebut.
BACA JUGA: Malaysia Siap Kirim Pasukan, Liga Arab Baru Sepakat Mengecam
Sebagai anggota kabinet, menurut Reuters, Lieberman mendukung seluruh aksi pemerintah untuk membasmi militansi di Palestina. Termasuk membombardir sarang Hamas dan membumihanguskan gudang senjata mereka.
Namun, soal Jerusalem, tokoh kelahiran Rusia (dulu masih bernama Uni Soviet) tersebut condong pada status quo. Yakni, membiarkan Jerusalem terbagi dua menjadi milik Israel dan Palestina.
BACA JUGA: Keluarkan 5 Sikap, PAN Minta Pemerintah Tegas soal Yerusalem
Tentang rencana Trump untuk memindahkan kedutaan besar AS dari Kota Tel Aviv ke Yerusalem, Avigdor tidak sepenuhnya yakin. Kepada Times of Israel, sesaat setelah Trump terpilih sebagai presiden, dia mengatakan bahwa janji-janji seperti itu sering didengar Israel.
’’Saya rasa memindahkan kedubes ke lokasi yang sentral bukan keputusan yang tepat,’’ tegasnya waktu itu. (hep/c15/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump Berulah, Anak Buah yang Repot
Redaktur & Reporter : Adil