jpnn.com - BANJARMASIN – KRI Banjarmasin-592 dikukuhkan Rabu (20/8). Pengukuhan kapal itu dilakukan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksmana TNI Marsetio di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
KRI Banjarmasin merupakan salah satu jenis kapal baru buatan Indonesia. Ini merupakan kali ketiga nama kapal yang berhubungan dengan kota yang berjuluk Kota Seribu Sungai itu. Sebelumnya, ada dua kapal perang yang dinamai dengan nama tokoh Banua, yakni KRI Lambung Mangkurat dan KRI Hasan Basry.
BACA JUGA: Pamit Buang Air, Ditemukan Tewas Tenggelam
Banjarmasin adalah nama kota ketiga di antara empat kota yang dijadikan sebagai nama kapal. Sebelumnya, ada KRI Makassar-590, KRI Surabaya-591, KRI Banjarmasin-592 dan yang terbaru KRI Banda Aceh-592. Mengenai pemilihan nama tersebut, Purnomo menilai bahwa Banjarmasin memiliki tradisi yang kuat dalam dunia maritim sejak zaman dulu.
’’Ini adalah bentuk penghormatan terhadap perjuangan masyarakat di Banjarmasin. Salah satunya disebabkan adanya ALRI Divisi IV yang kemudian dilebur menjadi TNI AD Divisi Lambung Mangkurat sebagai tonggak pertahanan kemerdekaan Indonesia,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Putusan MK tak Ganggu Persiapan Sail Raja Ampat
Kapal itu merupakan kapal jenis landing platform dock (LPD) atau kapal bantu angkut personel (BAP) produksi PT PAL. Berbeda dengan jenis kapal LPD seperti KRI Makassar dan KRI Surabaya yang dikerjakan di Korea Selatan, produksi KRI Banjarmasin dikerjakan di galangan kapal PT PAL. Pengerjaan tersebut dilakukan melalui transfer of technology (TOT) dengan pengawasan dari Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.
Purnomo menuturkan bahwa acara itu penting. Sebab, KRI Banjarmasin adalah KRI pertama buatan PT PAL yang selesai pada 2007 dan diserahkan ke AL pada 2009 yang dinamai dengan ibu kota provinsi Kalsel. ’’KRI ini memiliki bobot bersih 7.000 ton dengan panjang 125 m dan lebar 22 m. Dapat memuat 18 tank dan 5 helikopter, dengan senjata DSU 22 mm buatan Afrika Selatan,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Temukan Anak Tsunami Jadi Gelandangan
Kapal yang dapat melaju dengan kecepatan maksimal 16 knot tersebut telah beberapa kali melakukan tugas yang sangat penting. Pada 2010, kapal itu digunakan Satuan Tugas Merah Putih untuk pembebasan KM MV Sinar Kudus yang di bajak di Somalia. Kapal tersebut juga pernah membawa taruna AL Khartika Jala Krida atau pelayaran Bintang Tanpa GPS di 4 negara. Yaitu, Busan (Korea Selatan), Sasabo (Jepang), Manila (Filipina), dan Qingdao (Tiongkok).
Sementara itu, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin menyatakan senang bila Banjarmasin digunakan sebagai nama kapal perang. ’’Ini juga merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan nama Banjarmasin ke seluruh dunia. Apalagi, kapal ini sudah berlabuh di beberapa negara. Nama Banjarmasin akan semakin terkenal,’’ ucapnya. (mrn/JPNN/c23/diq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rusak Alam, Pemkab Raup Miliaran
Redaktur : Tim Redaksi