jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyatakan ketidaksetujuannya terkait tawaran pemerintah Australia untuk bertukar tahanan asal WNI dengan terpidana mati duo Bali Nine.
Menurutnya, transaksi pertukaran narapidana hanya bisa dilakukan dalam kondisi perang.
BACA JUGA: Zulkifli Hasan Tegaskan Tak Akan Copot Tjatur
"Masa tuker-tukeran, kayak perang aja. Orang Indonesia di sini kalau jadi pengedar dihukum mati juga. Kan sama-sama. Biar aja hukum mati semua. Semua yang kasus narkoba di sini dihukum mati. Jadi kalau ditukar pun (tiga WNI), kita tahan di sini, dihukum mati," ujar Ryamizard di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/3).
Ryamizard kembali menegaskan bahwa narkoba di Indonesia sudah sangat merusak generasi bangsa. Oleh karena itu, tidak ada ampun untuk para pengedar narkoba. Apalagi para pengedar yang masih bertransaksi dalam penjara, tegasnya, sangat layak dihukum mati.
BACA JUGA: Kasus BG Digarap Kejagung, Kabareskrim: Terserah, Saya Tidak Campuri
"Kalau dia tidak dihukum mati, lagi di dalam penjara aja dia bisa kendalikan bisnis dari dalam, apalagi kalau dilepas. Waduh, itu bayangin, luar biasa itu tambah-tambah lagi, bahaya," tegasnya.
Ryamizard juga menampik informasi yang menyebut Australia berupaya menggagalkan eksekusi mati para terpidana kasus narkoba dengan cara militer.
BACA JUGA: Artis yang Juga Anggota DPR Ini Minta Jokowi Tolak Barter Napi
"Enggak ada itu. Masa gara-gara penjahat, pakai perang. Malu-maluin tuh. Kalau orang bener dilindungi iyalah, ini penjahat yang merusak orang kita," tandas Ryamizard. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seskab Belum Tahu Ada Tawaran Pertukaran Tahanan dari Australia
Redaktur : Tim Redaksi