Menhan Tidak Banyak Berharap pada Obama

Masih Terganjal LSM AS yang Ungkit Masalah HAM Indonesia

Kamis, 22 Januari 2009 – 18:23 WIB
JAKARTA - Menteri Pertahanan  Juwono Sudarsono mengaku tidak terlalu berharap terhadap pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Barack ObamaPasalnya, menurut Guru Besar Ilmu politik Internasional Universitas Indonesia itu, kebijakan kerja sama militer Indonesia tidak akan mengalami perubahan di era Barack Obama

BACA JUGA: MA Tingkatkan Pengawasan

''Apalagi, hingga saat ini, masih ada lembaga swadaya masyarakat di AS yang masih suka mengungkit-ungkit kasus pelanggaran HAM di Timor Leste, pada setiap pembahasan kerja sama militer Indonesia dengan AS,'' Kata Juwono kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/1).

Sekali pun begitu, Juwono tetap berharap terhadap Menteri Luar negeri Hillary Clinton agar hubungan kerja sama militer Indonesia- AS pada pemerintahan Obama ini akan menjadi lebih baik
''Saat ini memang masih ada dua anggota Parti Demokrat di senat AS yang masih sangat berpandangan negatif terhadap militer Indonesia

BACA JUGA: MUI Bantah Dagang Sertifikasi Halah

Mereka berdua masih terus mengungkit kasus 1999,'' tandasnya.

Selain persoalan HAM, lanjut Juwono, pada pemerintahan Obama kali ini nampaknya masih akan memfokuskan diri pada penyelesaian persoalan-persoalan dalam negeri terkait krisis keuangan, pinjaman kredit rumah, jaminan kesehatan dan sebagainya."Persoalan yang menyangkut Timur Tengah dan Indonesia belum menjadi prioritas bagi pemerintahan Obama
Sehingga, dalam menyikapi sikap dan pandangan negatif tentang Indonesia, terutama TNI, harus disikapi dengan jernih serta sabar dan terus menerus menjelaskan tentang bagaimana reformasi TNI," tutur Juwono yang juga dikenal sebagai pengamat internasional itu.

Hubungan kerjasama pertahanan RI-AS kembali dibuka pada 2004 dengan dilaksanakannya pertemuan "Indonesian-United State Security Dialogue" (IUSSD atau dialog keamanan RI-AS) II di Washington DC.

Pada pertemuan itu, disepakati pelaksanaan "Bilateral Defence Dialogue" (USIBDD atau dialog pertahanan bilateral) yang terhenti sejak 1998

BACA JUGA: Lagi, Kejagung Periksa Mantan Dubes

Dalam forum dialog keempat USIBDD di Jakarta pada 2004, disepakati untuk membentuk enam kelompok kerja yang akan mewadahi kerjasama dalam bidang intelijen, latihan, pendidikan, logistik, komunikasi serta sains dan teknologi pertahanan.

Sedangkan pada pertemuan USIBDD ke-5 di Hawaii, kedua pihak sepakat untuk mengurangi jumlah kelompok kerja dari enam menjadi empat, yang meliputi bidang "intelligent working group" (IWG), "Training Events Working Group" (TEWG), "Logistics and Security Assistance Working Group" (LSAWG) dan "Education and Specific Programms Working Group" (ESPWG)Untuk mempererat kerjasama pertahanan kedua negara, terutama pasca pencabutan embargo, kedua pihak juga telah menandatangani "Term of References" (kerangka acuan) USIBDD, yang berisi tujuan, struktur, organisasi dan tanggungjawab masing-masing kelompok kerja.(aj/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mari, Perangi Pembajakan!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler