jpnn.com, SURABAYA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berpesan agar seluruh elemen masyarakat tetap menebarkan kesejukan demi menjaga persatuan Indonesia.
Hal itu disampaikan Menhub saat menghadiri acara dialog Kebangsaan dengan tema “Mengokohkan Kebangsaan: Meneladani Patriotisme Arek Surabaya bagi Indonesia Emas 2045” di Stasiun Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/2).
BACA JUGA: Mahfud MD Ingatkan Bahaya Teori Aduk Ikan di Baki, Negara Bisa Tidak Ada Lagi
Acara tersebut digagas Gerakan Suluh Kebangsaaan yang diketuai oleh tokoh nasional seperti Mahfud MD dan Alissa Wahid (putri Alm. Gus Dur) dan dihadiri oleh beberapa pembicara seperti Gus Ali, yakni Alissa Wahid (putri Gus Dur), Prof KH Abdul A'la, Prof Dr Syamsul Arifin. Turut hadir membuka acara Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Menurut Menhub, gerakan tersebut muncul karena adanya keprihatinan dan rasa khawatir dari sejumlah tokoh nasional terhadap perkembangan situasi politik belakangan ini. Terutama menjelang pemilu 2019, di mana terdapat pengelompokan masyarakat yang ditandai dengan saling serang secara tidak etis, serta semakin berkembangnya hoaks.
BACA JUGA: Kabar Gembira Seputar Harga Tiket Pesawat Usai Rapat Kabinet
“Ini menandakan ada suatu kegundahan (dari beberapa tokoh) yang direspons dengan cara yang sejuk dan berusaha memberikan satu saluran pikiran bagi semua pihak, terbukti ulama hadir di sini, ulama memberikan kesejukan bagi kita semua, ini gerakan positif demi kecintaan kita pada tanah air,” kata Menhub dalam siaran tertulisnya, Jumat (22/2).
Menhub pun mengapresiasi upaya dialog kebangsaan yang dilakukan di beberapa kota dengan menggunakan berbagai infrastruktur transportasi massal, seperti dialog yang digelar di stasiun kereta api Gubeng ini.
BACA JUGA: Pemda Diminta Persiapkan Tujuan Pariwisata di Lampung
Di sektor transportasi, kata Budi Karya, Kemenhub bersama stakeholder transportasi juga terus berupaya menjaga kesejukan di masyarakat dengan cara menjaga pelayanan transportasi yang maksimal agar penumpang merasa nyaman.
"Penyelenggaraan transportasi juga memiliki kewajiban agar masyarakat merasa terlayani dengan baik, menikmati ketepatan waktu, merasa nyaman, dengan harga yang terjangkau. Ini adalah kebutuhan publik yang kita jaga, ketenangan publik. Ini sama dengan apa yang kita jaga sekarang, menjaga dan melayani masyarakat," pungkasnya.
Budi Karya menyebutkan, ada banyak perjuangan dalam menjaga kualitas transportasi kereta api. Salah satunya, pegawai yang harus berjuang dengan meninggalkan keluarganya, bekerja dengan waktu yang panjang, dan melayani tepat waktu. Pengorbanan tersebut dilakukan untuk memastikan agar pelayanan transportasi kepada masyarakat berjalan baik.
“Konsep pembangunan berparadigma Indonesia Sentris pemerintahan ini juga turut mendorong iklim kesejukan NKRI. Dalam momentum ini, mari kita lakukan semua dengan kesadaran sebagai insan yang menginginkan Indonesia Emas 2045 terwujud,” pungkas Menhub. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebaiknya Menhub Memikirkan Hal-hal yang Produktif
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh