jpnn.com, PALEMBANG - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan angkutan feeder di Kota Palembang memiliki keunikan sehingga dapat menjadi ikon baru yang menarik perhatian masyarakat.
“Palembang sudah terkenal dengan makanannya yang enak, dan sekarang kita harus membuat angkutan feeder yang unik agar dapat memberikan pengalaman yang berkesan bagi masyarakat di Palembang maupun pendatang,” kata Menhub Budi Karya saat meninjau LRT Sumsel dan Angkot Feeder di Palembang, Minggu (19/2)..
BACA JUGA: Selesaikan Masalah ODOL, Kemenhub Pastikan Bakal Libatkan Semua Stakeholder
Dia pun berharap penambahan layanan angkutan feeder yang unik di kota Palembang dalam waktu enam bulan ke depan sudah bisa diimplementasikan.
Upaya tersebut dan diharapkan semakin meningkatkan minat masyarakat di kota Palembang dan sekitarnya untuk menggunakan angkutan massal.
BACA JUGA: Kemenhub Maksimalkan Pemanfaatan Aset di Pelabuhan Tanjung Redeb
Hal ini sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi yang menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mengutamakan penggunaan angkutan massal di kawasan perkotaan, seperti halnya di kota Palembang.
Untuk itu, pengembangan angkutan massal seperti LRT Sumsel yang merupakan LRT pertama yang ada di Indonesia harus terus dilakukan.
Kota Palembang menjadi salah satu percontohan pengembangan angkutan massal perkotaan di Indonesia, karena memiliki layanan angkutan massal yang cukup lengkap mulai dari bus, LRT, angkot, sampai ke angkutan sungai dan danau, yang saling terhubung.
Sebagai informasi, sejak diluncurkan pada 2018, perkembangan LRT Sumsel luar biasa.
Pada 2019 penumpangnya mencapai 2,6 juta orang, dan sempat menurun pada 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19 hanya 1,5 juta penumpang.
Kemudian pada 2022 melonjak menjadi 3 juta lebih.
"Tahun ini kita harapkan naik signifikan menjadi empat juta orang per tahun,” ujarnya.
Jumlah angkutan feeder LRT Sumsel (Angkot Feeder Musi Emas) yang telah beroperasi saat ini sebanyak 51 unit.
Jumlah angkutan feeder sebanyak itu tersebar di tujuh rute dan beroperasi mulai pagi hingga malam hari dari pukul 05.00 WIB – 19.16 WIB.
Angkutan feeder saat ini memilik tujuh rute perjalanan yakni koridor 1 (Talang Kelapa – Talang Buruk) dan koridor 2 (Asrama Haji – Sematang Borang) Koridor 3 (Asrama Haji – Talang Betutu), Koridor 4 (Stasiun Polrestabes – Perumahan OPI), Koridor 5 (Stasiun DJKA – Tegal Binangun), Koridor 6 (Stasiun RSUD-Sukawinatan), dan Koridor 7 (Bukit – Stadion Kamboja via Stasiun Sriwijaya).
Dalam tinjauannya, Menhub Budi Karya menaiki LRT Palembang dari Stasiun Bandara menuju Stasiun Bumi Sriwijaya, dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik angkot feeder Musi Emas menuju halte terakhir, yakni halte SMA Negeri 10.
Dalam perjalanannya, Menhub juga berbincang dengan sejumlah penumpang bernama Yusuf yang berasal dari Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)
“Saya belum pernah naik LRT jadi ingin mencoba bersama anak-anak. Naik LRT enak, bersih, bebas macet dan on time,” kata Yusuf.
Turut hadir dalam peninjauan, Staf Utama Bidang Transportasi Darat Budi Setiyadi dan Staf Ahli Bidang Logistik dan Multimoda Robby Kurniawan, serta jajaran Badan Layanan Umum (BLU) Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKAR-SS) dan PT KAI Divre III Sumsel selaku operator dari LRT Sumsel. (mrk/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi