Menhub: LRT Sumsel Layak setelah Uji Commissioning Selesai

Minggu, 26 Agustus 2018 – 03:38 WIB
COBA LRT: Menteri Perhubungan RI Budi Karya SUmadi mencoba naik LRT bersama rombongan saat kunjungan kerja ke Pelambang, kemarin. Foto: Irwansyah/Sumatera Ekspres

jpnn.com, PALEMBANG - Pengujian Kereta Light Rail Transit (LRT) Sumsel masih terus dilakukan. Bahkan, saat ini masih uji commissioning.

Hal itu dilakukan untuk melihat sejauh mana kekurangan yang dimiliki kereta tersebut.

BACA JUGA: Pengunjung Mal di Palembang Meningkat Jadi 250 Ribu Per Hari

Proses commissioning sudah berjalan sejak Mei dan butuh waktu sekitar enam bulan hingga benar-benar dinyatakan layak.

Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIBR) Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Wahyu, mengatakan, ada beberapa komponen LRT Sumsel yang harus disempurnakan.

BACA JUGA: Hari Libur Iduadha, Keliling Kota Palembang dengan LRT

Di antaranya noise atau tingkat kebisingan, pemerataan temperatur, persinyalan, vibrasi atau getaran, uniditas dan sensor pintu. Keseluruhan komponen tersebut saat ini terus disempurnakan agar tidak menimbulkan gangguan lagi.

“Beberapa kali gangguan yang dialami memang salah satu bagian dari commisioning. Artinya untuk melihat dan mengevaluasi kereta,” ujar Wahyu saat mendampingi Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumardi, saat kunjungan ke Palembang, Jumat (24/8).

BACA JUGA: Pengiriman 1,8 Kg Ganja ke Bali Berhasil Digagalkan

Wahyu mengatakan, seharusnya kereta LRT tak bisa dioperasikan full saat masa commissioning. Sebab, akan mengganggu kinerja penilaian.

“Boleh mengangkut penumpang tapi terbatas. Tidak full,” katanya.

Dikatakannya, uji ini tak hanya melibatkan tim ahli dari BPPT, juga kerja sama dengan sejumlah universitas besar di Indonesia seperti ITB, UNS, dan lainnya.

Hal ini agar penilaian yang dilakukan benar-benar tepat dan sesuai dengan parameter yang diinginkan.

“Kalau ada kerusakan langsung diperbaiki dan disempurnakan. Dengan pola seperti itu, kereta LRT kita akan terus sempurna,” terangnya.

Nantinya, penilaian akan dijadikan dasar atau patokan terhadap desain kereta yang diproduksi PT INKA. Perubahan desain juga dilakukan terhadap kereta LRT Sumsel yang sudah diproduksi.

“Tetapi hanya perubahan sedikit, seperti AC yang diletakkan di tengah rupanya membuat suhu kurang merata. Lalu dari desain sensor pintu juga akan ada perbaikan. Untuk kereta LRT Jakarta juga akan dibuat desain yang lebih baik lagi,” ungkapnya.

Wahyu menuturkan penyempurnaan desain akan berimbas kepada industri pembuatan kereta api di Indonesia yang baru saja dirintis PT INKA.

Menurutnya, saat ini tingkat komponen dalam negeri (TKDN) kereta LRT Sumsel masih 40 persen. Setelah ada perbaikan desain, diharapkan bisa menjadi 60 persen.

“Terpenting itu produk dalam negeri dan karya anak bangsa, jadi harus diberi dukungan,” tutupnya.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumardi, mengatakan waktu commissioning LRT Sumsel seharusnya bisa berjalan seperti MRT Jakarta yakni enam bulan.

Tapi yang dijalankan hanya tiga bulan. Selama tiga bulan itu akan ada pengamatan dan evaluasi terhadap fungsi kinerja yang ada di LRT. Seperti noisy saat pertama kali menggunakan LRT Sumsel dan sekarang sudah banyak berubah.

“Bagian yang berlubang sudah ditambal karet yang ada bagian. Lalu pintu yang terbuka juga ada tambahan orangnya. Semua ini membuat sistem yang berjalan bisa dilaksanakan sempurna,” terangnya.

Menhub mengakui, LRT Sumsel saat dibuka untuk umum masih banyak kekurangan. Namun dia mengaku tak berbahaya bagi penumpang.

“Pilihannya mau Asian Games atau tidak, sehingga kami operasikan. Tapi bukan berarti ini tak mempertimbangkan unsur keselamatan. Lagipula penumpangnya juga sudah dibatasi, jadi tidak akan mengganggu jalannya commissioning,” pungkasnya. (kos/fad/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocah yang Tenggelam Sering Melamun Lantaran Ayah di Penjara


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler