jpnn.com, PALEMBANG - Kepergian Danil, 13, yang tenggelam di perairan Sungai Musi, sekitar Dermaga 7 Ulu, Rabu (15/8) siang, menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Murni, 37, sang ibu, paling terpukul atas musibah itu.
Terlebih sang ayah, Yanto, 39, saat itu, mendekam di balik jeruji penjara karena kasus narkoba.
BACA JUGA: Asian Games 2018: Penerbangan ke Palembang Melonjak
Suasana duka menaungi rumah Murni di Jl DI Panjaitan, Kelurahan Bagus Kuning, Plaju. Dijumpai Sabtu kemarin, wajah wanita yang melahirkan Danil itu terlihat letih.
Meski berusaha ikhlas, kesedihan tergambar jelas. Tak terbayang, dia akan kehilangan salah seorang putranya.
BACA JUGA: Opening Asian Games: Panpel Siapkan Barbeque dan Es Krim
"Kami sekeluarga sudah ikhlas melepas kepergian Danil. Dia anak yang baik dan pendiam. Tidak pernah menyusahkan keluarga," ungkap Murni. Tak ada firasat sedikit pun kalau dia akan kehilangan anak ketiga dari empat bersaudara itu.
Hanya memang, pengakuan dari sopir angkot yang selama ini kerap mengajak korban menjadi kernetnya, seminggu terakhir, almarhum lebih banyak melamun. Entah apa yang dipikirkan bocah itu.
BACA JUGA: LRT Sumsel Mogok Lagi, Penumpang Dievakuasi Lewat Walk Way
"Ditanya kenapa melamun, dia diam saja. Namun, saya menduga dia sedih karena bapaknya di penjara," ungkap Murni. Dia lantas menyebut kalau sang suami, Yanto (39), sejak empat bulan, mendekam di penjara lantaran ditangkap tengah mengonsumsi sabu. Dalam sidang di pengadilan, ayah almarhum divonis 5,5 tahun penjara.
"Padahal, ayahnya baru sekali itu mau coba-coba makai sabu bersama tetangga di sini. Uang buat beli sabu juga didapat dari hasil jual raskin," ungkap mertua Murni, Edi (57), yang mendampingi sang menantu.
Almarhum yang duduk di kelas V SDN 232 Plaju itu tinggal bersama orang tuanya di rumah berdinding kayu. Tempat tinggal mereka lebih mirip gubuk dengan perlengkapan seadanya.
Sejak suaminya ditangkap polisi, Murni lah yang menafkahi keempat anaknya. Dia bantu-bantu tetangganya jualan di depan lorong. “Karena itu, Danil sepulang sekolah ngenek angkot Ampera-Plaju," ucapnya lirih.
Sebelum musibah itu terjadi, almarhum sempat minta uang Rp2 ribu kepada Murni. Katanya dia diajak Aldo, kawannya ke Dermaga 7 Ulu untuk menagih uang parkir getek. Saat itu, Murni sudah mewanti-wanti Danil yang diketahuinya tidak bisa berenang.
Rupanya tanpa sepengetahuan, dia sudah lebih dari dua kali pergi ke sana. “Saya sudah ingatkan betul agar hati-hati," ucapnya. Karena itu, betapa kagetnya ketika dia mendapat kabar kalau putranya tenggelam.
Selama melakukan pencarian, banyak orang membantu, termasuk orang tua Aldo. "Alhamdulillah, jenazah anak saya tepat tiga hari ditemukan meski dalam kondisi meninggal dunia. Kamis malam, langsung dikubur di TPU Sungai Batang," ungkap Murni.
Sebelumnya, penarik perahu getek di bawah Jembatan Ampera 7 Ulu dihebohkan dengan tenggelamnya seorang anak kecil yang terpeleset saat berpindah dari satu perahu ke perahu lain.
Abdullah (45), pengemudi perahu getek yang sekaligus saksi mata kejadian menjelaskan, begitu tercebur ke sungai, dia melihat tubuh korban hilang ditelan air. "Saya melihat ada tiga anak, salah satunya korban,” katanya.
Pencarian jasad Danil berlangsung tiga hari. Tim dari Basarnas Palembang dibantu Lanal Palembang dan kepolisian bahu-membahu hingga akhirnya Kamis kemarin menemukan jasad almarhum terapung sekitar 20 meter dari lokasinya tenggelam. (kms/ce3)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puan: Fasilitas Asian Games 2018 di Sumsel 99 Persen Siap
Redaktur & Reporter : Budi