jpnn.com - Indahnya suasana Lembang, Bandung, memang tak akan tergantikan. Cuaca sejuk tentu membuat perut terasa lapar.
Jauh dari pusat keramaian Kota Bandung, ada satu tempat paling legendaris dan dikenal anak muda. Namanya Punclut.
BACA JUGA: Membangun Potensi Wisata Harus Ada Sinergisitas
Menyusuri topografi jalan yang meliuk naik turun jalan bergelombang, membuat perjuangan berburu kuliner semakin nikmat. Sesampainya di Punclut, puluhan rumah makan saung dan lesehan sudah menanti pengunjung.
Tinggal memilih mana lokasi yang paling enak untuk tempat parkir kendaraan, maka langsung saja pilih menu.
BACA JUGA: Menpora Puji Konsep Eco Marathon WJIM 2017
Pilihan hati jatuh pada Saung Punclut Sangkan Hurip 2 Mamunggang milik H Idas. Saat datang, langsung saja pilihan menu khas Sunda seperti ikan asin, aneka pepes, ayam goreng, sayur asem, hingga petai dan jengkol serta lalapan langsung menggugah selera.
"Paling enak di sini kalau hari biasa, enggak ramai. Kalau weekend ramai, bisa enggak kebagian tempat. Paling enak juga dari lantai atas karena bisa melihat gemerlap cahaya kota jika mampir malam hari," kata salah satu pengunjung warga ibu kota Jakarta, Mulyadi kepada JawaPos.com, Senin malam (7/8).
BACA JUGA: HTI Jabar: Siapa pun Tak Bisa Menghentikan Kami!
Harganya bervariasi dari mulai Rp 6 ribu per lauk hingga Rp 75 ribu untuk satu ekor ikan gurame. Saat menyantap menunya, hasrat untuk tak melahap porsi dua piring rasanya sulit ditahan. Nasi merah dan sambal terasi yang dihidangkan semakin menambah lezatnya masakan di tengah menu dingin.
Menurut para pedagang, wisata kuliner Punclut sudah populer sejak tahun 1998. Lama kelamaan para pedagang kemudian semakin menjamur.
"Ramai di sini banyak anak kampus. Dan kalau hari libur banyak pendatang dari ibu kota Jakarta. Jam operasional kami sampai malam," kata salah satu pelayan. (ika/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aktris Filosofi Kopi 2 Ini Anggap Warteg The Best
Redaktur & Reporter : Adil